Tentu, para pendukung Manchester United boleh berbangga, setidaknya tim kesayangan mereka menggagalkan pesta yang pasti sudah digagas Manchester City, di Etihad Stadium kandang mereka.
Namun apa daya, MU tetaplah duri sepanjang sejarah mereka untuk merebut tahta di Kota Manchester.
Namun, tentu Manchester City mengalamai peningkatan pesat sejak Al Mahtoum memberi uang begitu banyak. Tidak hanya pemain pemain terbaik didatangkan untuk segera mendongkrak prestasi, tetapi pelatih-pelatih kelas dunia pun didatangkan untuk memoles Manchester City bisa lebih banyak disegani.
Hasilnya mulai nampak ketika Manchester City mulai tidal terkejar oleh lawan-lawan 5 besarnya. Detik-detik pesta juara Premier League pasti digenggaman.
Setidaknya trend positif sudah ditorehkan anak-anak City untuk lebih banyak lagi mengoleksi piala, yang tentu butuh kerja keras bila ingin mendekati rival sekota mereka, Manchester United.
Manchester United yang sepanjang tahun terlihat galau dalam bermain bola, namun akan berubah ganas ketika berhadapan dengan Manchesters City si "Tetangga Berisik." Tersebut.
Meski kedua team saling "mempermalukan" di pertandingan home, tapi sepertinya Manchester United dalam pertandingan tadi malam menjadi duri yang menusuk hati penggemar Manchester City, bahkan mungkin bisa disebut merusak pesta yang sudah ada di depan mata.
Bagaimana tidak? Gol-gol dari Vincent Kompany dan Ilkay Guendogan membuat City 45 menit menuju gelar juara.
Tapi sungguh tak disangka, keunggulan babak pertama berubah buruk di banak ke dua ketika Paul Pogba memborong dua gol, dan Chris Smalling menyempurnakan menjadi kemenangan.
Duri bagi Manchester City itulah Manchester United. Benar apa yang disampaikan Pogba. "Melihat City juara saat melawan kami itu akan menyakitkan!"
Tentunya para pemain MU tidak akan rela, sialakan MC juara tapi... tidak saat berhadapan dengan MU.