Lihat ke Halaman Asli

Maylinda Restu Dewanti

Hanya mahasiswi yang sedang belajar saja di bidang psikologi

Problem Solving, Apakah Orang Dewasa Bisa Melakukan Itu?

Diperbarui: 19 Juni 2022   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Banyak yang bilang menjadi dewasa adalah sesuatu yang sulit dilakukan oleh semua orang, tentunya orang dewasa. Menjadi individual yang menurut orang ideal bukanlah sebuah fase yang mudah untuk dilakukan. Ketika kamu mendapatkan masalah, apakah kamu langsung ingin melarikan diri? Dan berkata menjadi seorang anak kecil jauh lebih enak dibanding dewasa saat ini. Lalu bagaimana cara kamu terlihat dewasa, jika saat mendapati masalah kamu menghilang?

Ada banyak sekali yang menggambarkan diri seseorang ketika dianggap dewasa, beratnya tugas tersebut membuat orang dewasa terkadang enggan mendengarkannya. 

Dimasa usia dewasa tentunya mereka selalu dituntut untuk selalu perfect dalam segala hal, mandiri, bisa mengatasi masalah sendiri, dan mampu bertanggung jawab atas apapun yang dilaluinya. Lalu apakah orang dewasa bisa melakukan itu? Jika mereka mendapatkan masalah, apa yang mereka lakukan? Benarkan itu sulit?

Problem solving dapat dikatakan sebagai cara dalam mengidentifikasi dan menemukan solusi secara efektif untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Dalam menyelesaikan masalah perlunya mengidentifikasi masalah terlebih dahulu, setelah itu barulah mengambil sebuah keputusan. 

Dilihat sekilas melakukan problem solving tentunya sangat mudah dan semua orang bisa melakukannya. Namun pada kenyataan nya problem solving jika tidak diasah dia tidak akan muncul dengan sendirinya. Seperti layaknya hard skill, problem solving membutuhkan pelatihan.

Dalam artikel penelitian yang saya baca tentang “Human Problem Solving” karya Allen Newell dan Herbert A. Simon, mereka menekankan pada “kinerja manusia dalam memecahkan masalah hanya perlu melakukan banyak analisis daripada kemampuan belajar mereka”. Lalu artikel penelitian yang kedua saya membaca tentang “problem solving and learning” karya John R Andreson, ia menekankan bahwa “dalam menyelesaikan masalah individu secara tidak sadar memainkan peran- peran analog dengan ikatan stimulus-respons”.

Menurut Solso (dalam Suharnan,2005) ada tiga komponen ketika seseorang melakukan problem solving;

  • Berpikir merupakan aktivitas kognitif yang diproses oleh otak dan memunculkan suatu perilaku tertentu berdasarkan apa yang mereka pikirkan.
  • Berpikir adalah suatu proses dimana terdapat beberapa pikiran manipulative pengetahuan didalam system kognitif yang kita miliki
  • Aktivitas berpikir diarahkan untuk menghasilkan suatu solusi untuk menyelesaikan masalah.

Dan ketika sudah melakukan ketiga komponen itu, apakah sekarang problem solving bisa diasah dan dilatih agar dapat membentuk suatu perilaku yang baik? Atau ini masing terlalu sulit dilakukan? Namun saya ingin memberikan sedikit nasihat yang mengatakan seperti ini, “apa yang kita pikirkan bukan berarti itu akan terjadi, namun jika kita beraksi mungkin saja itu akan terjadi”. Dari sini bisa dilihat bahwa apa yang kita pikirkan belum tentu benar dan jika kita merespon stimulus tersebut ‘mungkin’ saja itu akan membuat mu mendapatkan masalah, jangan terlalu terburu-buru dalam membuat tindakan terkadang itu tidak baik.

Tapi setelah ini, tentunya saya akan memberi beberapa tips atau langkah dalam melakukan problem solving, menurut Brans Ford & Stein (dalam suharnan,2005);

  • Mengidentifikasi masalah, balik lagi kalau kamu dalam situasi masalah yang kompleks tentunya itu sangat membuat Lelah dan terkadang ‘menangis’, tetapi ini perlu dilakukan untuk mengetahui apa yang mendasari dari permasalahan itu, dan langkah apa saja yang harus ditempuh.

  • Mendefinisikan masalah, saat kamu terkena masalah kamu perlu menemukan pokok yang menjadi permasalahan, dan mengapa permasalahan itu timbul. Dalam tahapan ini, kita harus hati-hati, jangan gegabah karena sedikit saja kita tidak berhati-hati atau istilahnya ceroboh masalah yang tadinya kecil bisa jadi besar.

  • Perumusan strategi, setelah melakukan identifikasi dan mendefinisikan selanjutnya kamu perlu merumuskan strategi apa yang bagus dan baik dalam menyelesaikan masalah sehingga tidak menimbulkan masalah yang baru. Dalam proses ini kamu harus perlu memahami dan mengerti terlebih dahulu apa yang menjadi pemicu masalah tersebut.

  • Eksplorasi berbagai kemungkinan alternative, lagi-lagi mengingatkan untuk merumuskan strategi harus berhati-hati. Karena ketika kamu mencari jalan alternative kamu tidak kesusahan dan tidak mengalami kegagalan karena strategi yang kurang tepat.

  • Tindakan, setelah semua nya tersusun hal-hal apa yang ingin dilakukan, tentunya ‘tindakan’ lah kata yang tepat untuk menyelesaikan semua permasalahan. Strategi-strategi yang sudah kamu pilih dan pikirkan tidak akan berguna jika tidak diterapkan, karena dari tindakan itulah kamu akan mendapatkan reaksi seperti apa yang dikeluarkan oleh orang lain maupun dari masalah tersebut.

  • Efek samping, kenapa di namakan efek samping, seperti minum obat saja, pasti ada efek sampingnya setelah meminum obat tersebut apakah akan lebih baik atau lebih buruk keadaannya. Begitupun sebaliknya, ketika kamu sudah melakukan ‘tindakan’ tinggal efeknya saja yang akan kamu rasakan, apakah berdampak positif atau negative dan apakah itu membutuhkan evaluasi. Jika iya segera lakukan demi kebaikan diri sendiri dan orang lain dari banyaknya yang sudah dibahas kita tentunya jadi tau, apa itu problem solving dan bagaimana cara menyelesaikan.

Menjadi dewasa memang rumit, banyak yang perlu dilakukan agar individu itu menjadi dewasa yang ‘utuh’ bukan dewasa hanya karena umur. Benar kata orang, dewasa itu terbentuk karena keadaan, ketika keadaan itu memaksa kita untuk bersikap dewasa disitulah kepribadian terbentuk. Kata-katanya memang tidak enak, dari terpaksa menjadi terbiasa. 

Namun balik lagi, kadang apa yang kita inginkan tidak sejalan dengan kenyataan maka untuk itu, persiapkan dirimu dan latihanlah diri dalam menyelesaikan masalah. Hal yang mungkin menjadi tidak mungkin begitupun sebaliknya, dengan kata lain individu belum tentu bisa mengkategorisasikan sebuah masalah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline