Lihat ke Halaman Asli

Christ- Centered Leadership, Nilai Utama Cornerstone 3 UPH

Diperbarui: 2 November 2018   14:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Universitas Pelita Harapan (UPH) dengan jelas menyatakan diri sebagai Christ-centered University, sehingga kehidupan akademik dan non-akademik di UPH menerapkan prinsip tersebut. Tidak terkecuali dengan kegiatan Cornerstone Inisiative 3 yang dilaksanakan untuk ketiga kalinya pada Jumat-Sabtu, 19-20 Oktober 2018.  Kegiatan ini adalah salah satu cara membuka pikiran setiap student leader di UPH untuk menjadi pemimpin yang berjalan bersama Tuhan. Cornerstone Inisiative 3 diadakan di Gedung D UPH Lippo Village, Karawaci. Yohanes Halim, salah satu pembicara dalam acara ini mengungkapkan pentingnya keberadaan dan karakter yang dimiliki oleh seorang pemimpin.

"Pemimpin sangat penting peranannya. Setiap pemimpin harus menyadari kepada siapa ia harus bersandar. Karena seperti yang ada di dalam Alkitab, ketika pemimpin berbuat dosa, maka seluruh bangsa dihukum, dan ketika pemimpin taat kepada Tuhan, maka seluruh bangsa diberkati," ujar Yohanes.

Adapun pembicara  Cornerstone Initiative 3 lainnya di antaranya Raymond Liu, Tony Antonio, Thomas Purnawan Suhardja, dan Pdt. Yung Tik Yuk.

Masih menurut Yohanes, adalah penting untuk menciptakan sinergi antara pemimpin, dosen, maupun mahasiswa UPH agar memiliki pemikiran yang sama terkait Christ-centered leadership. Dan salah satu caranya adalah dengan mengadakan Cornerstone Initiative ini yang akan membentuk pola pikir student leader sebagai pemimpin yang berlandaskan Kristus.

Dokpri

"Diharapkan setelah mengikuti Cornerstone Initiative, setiap mahasiswa yang menjadi pemimpin maupun calon pemimpin dapat menggumuli arti penting Christ-centered leadership dalam hidup mereka,"ungkap Yohanes.

Hal inilah yang dirasakan oleh Jeremy Emmanuel, mahasiswa Program Studi (prodi) Manajemen angkatan 2015. Ia mengikuti Cornerstone Initiative pada tahun 2016 saat menjadi Ketua BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) UPH. Menurutnya, dengan mengikuti Cornerstone Initiative, bisa mengubah sudut pandangnya terhadap menjadi seorang pemimpin.

"Seorang pemimpin organisasi di UPH adalah seorang pelayan Tuhan, sama seperti ketika kita melayani di gereja, misalnya. Dalam Cornerstone Initiative saya diingatkan bahwa pemimpin harus berjalan bersama Tuhan, dan bukan mengandalkan diri sendiri. Aktif di organisasi juga seharusnya bukan sekadar untuk aktualisasi diri, tapi memandangnya sebagai bentuk pelayanan," ungkap Jeremy.

Dari kegiatan Cornerstone Initiative , ia juga semakin mengerti tentang calling dalam hidupnya, yaitu ingin melayani anak-anak muda. Karena itu, ke depannya Jeremy berharap bisa aktif dalam pelayanan di Departemen Student Life UPH.

Sama seperti Jeremy, Rachel Kumendong, mahasiswa prodi Hubungan Internasional angkatan 2015, juga jadi mengetahui panggilannya setelah mengikuti Cornerstone Initiative. Mantan peserta Cornerstone Initiative pertama yang pernah menjabat sebagai Ketua Spiritual Growth ini mengaku ingin melakukan penginjilan dalam bentuk tim misi yang menjangkau banyak orang di luar UPH.

 

Dokpri


Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline