Lihat ke Halaman Asli

Something About Jakun

Diperbarui: 21 September 2015   03:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir dua bulan ini akhirnya gue bisa merasakan hidup sebagai mahasiswa lagi. Daku anak FISIP loh sekarang hehe. akhirnya bisa meninggalkan dunia akuntansi yang indah dan juga menyebalkan itu. jujur sih, gue masih cinta sama dunia akuntansi lengkap dengan masa depan nya yang mungkin, jauh lebih menjanjikan dibanding dengan jurusan gue saat ini. Tapi balik lagi ke passion, gue kan pengen jadi wartawan dan juga takut dosa kalo terus terusan di accounting. jadi ya alhamdulillah deh.

Jadi maba di tempat baru gue ini menyenangkan sih, ya menyenangkan karena gue bisa ketemu sama manusia yang 8 tahun bikin gue ngefans, Gabriel Idola cilik, terus juga ospek nya yang worth it lah buat diaplikasikan. Misalnya, buat tugas ospek fakultas tugas kita adalah membuat essay politik dan juga mewawancarai alumni. Di kampus gue ini juga gak ada yang namanya ospek aneh aneh yang sifatnya mempermalukan manusia atau merendahkan derajat manusia. Semuanya normal berguna dan seruuuu.

Tugas yang paling menyenangkan buat gue adalah di bagian wawancara artis FISIP. jadi mahasiswa FISIP yang jumlahnya ratusan ini dibagi ke dalam 60 kelompok. Gue masuk ke dalam kelompok 12. Di bagian wawancara artis FISIP ini kelompok kami kebagian mewawancarai Kak Mitrardi Sangkoyo, seorang mahasiswa ilmu politik yang juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Kak Mitra, biasa dia disapa, bercerita tentang banyak sekali aktifitasnya selama jadi mahasiswa dan betapa gigihnya pengalaman dia dan juga kawan kawan FISIP dalam membela hak pedagang di seputaran stasiun UI. Dalam sesi ini sebenarnya sama sekali tidak layak disebut wawancara, melainkan kami hanya mendengarkan saja tanpa mampu berkomentar sepatah katapun, spechless. gue bukan hanya menikmati cerita nya yang menurut gue luar biasa untuk diwujudkan sama gue yang lemah pengecut ini. Yang gue lebih nikmati adalah cara dia bercerita. Tanpa kesan menunjukan kalau dia hebat, dia cerdas, gak ada sama sekali. Gue begitu kagum sama pembawaan kak Mitra yang tenang, teduh, cerdas, lengkap dengan tanda biru di jidat. Gue jadi merenung, gue ini siapa? secara jujur gue akui gue masih sangat dalam keadaan euforia karena bisa jadi mahasiswa di kampus ini. Bisa jadi bagian dimana sekian ribu orang cuma bisa ngiler aja sementara gue bisa duduk dengan tenang, tanpa bayar juga, karena gue anak bidik misi. Gue sangat bangga bisa berjaket kuning. Apapun atribut nya pun rasanya setiap berjalan gue pengen tunjukan karena gue sangat bangga bisa jadi bagian dari Universitas Indonesia.

Gue norak, awalnya gue pikir biarkan lah. Terlalu banyak hal yang bikin gue pengen naro kasur di rel pocin kalo gue inget inget. Gue banyak sekali mengalami hal yang tidak menyenangkan. Gue pikir ini lah saat nya gue membalaskan dendam pada masa lalu yang gue anggap buruk. Ya buruk, bahkan gue sampe ganti nama panggilan dari Maya jadi Putri dengan harapan hidup gue gak akan seburuk ketika jadi Maya. Tapi buruk sih, soalnya kuping belum sinkron ketika dipanggil Putri. 18 tahun dipanggil Maya ya jelas lah masih gak ngeh hehe.

Sampe ketika ketemu kak Mitra gue sadar, ga ada kesempatan gue buat jadi sombong. Gue bukan siapa siapa dan gak punya serta gak bisa apa apa. Gue sadar, gue gak akan jadi besar ketika membanggakan institusi saja tanpa ada kontribusi. Ketika memakai jakun, gue pribadi saat ini justru menjadikan hal itu sebagai pelindung gue untuk tidak melakukan hal yang salah, gak sembarangan dalam bertindak, lebih ramah ketika bertemu orang lain. Jakun buat gue bukan sebagai jarak, melainkan pendekat. Gue mahasiswa Universitas Indonesia, dibiayai pemerintah, maka gak sepantasanya gue merasa hebat dan seketika membuat diri gue jadi berbeda dengan orang lain. Sekarang kalo gue pake jakun gue malah jadi suka ngobrol sama orang asing di kereta hehe. Abis jomblo sih ga ada yang ajak pulang bareng :(.

Jakun adalah pelindung gue. Doakan gue bisa berkontribusi banyak pada masyarakat luas sebagai ucapan terima kasih gue telah dibiayai untuk kuliah di tempat sebesar ini.

Oh iyak, panggil gue Putri ya, bukan Maya hehe.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline