Lihat ke Halaman Asli

Kuliah di Jerman untuk Lulusan SMA/SMK/MA, Bagaimana Caranya?

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13890950981341320970

Salah satu negara yang menawarkan pendidikan berkualitas tetapi berbiaya relatif rendah adalah Jerman. Hampir sebagian besar perguruan tinggi di Jerman itu gratis. Bahkan, jika dihitung-hitung, biaya kuliah di Jerman bisa lebih murah ketimbang biaya kuliah di Indonesia. Kolega saya terpaksa merogoh uang ratusan juta hanya untuk uang pendaftaran kuliah kedokteran di salahsatu PTN di Indonesia. Bandingkan dengan di Jerman, mahasiswa asing hanya menanggung biaya untuk hidup dan asrama sekitar 300-450 Euro per bulan. Persyaratan utama untuk bisa kuliah di Jerman, selain syarat akademis, harus memiliki kemampuan berbahasa Jerman. Saat pengajuan Visa Freiwilige Soziales Jahr (FSJ)—atau visa studi, sesuai ketentuan Aufenthaltsgesetz (UU Ijin tinggal) Jerman, calon mahasiswa harus lulus tes kemampuan berbahasa Jerman. Kemampuan berbahasa itu wajib, karena proses belajar-mengajar di jenjang S-1 ataupun postgraduate dilakukan dalam bahasa Jerman. Jika calon mahasiswa belum pernah belajar bahasa Jerman, ia bisa mempelajarinya dengan les privat yang dikebut selama 2-3 bulan sebelum keberangkatan. Pokoknya, sampai bisa bicara bahasa Jerman dasar atau lulus di level A1. Selanjutnya, setelah lolos tes bahasa dan urusan visa selesai, calon mahasiswa bisa mengikuti kelas bahasa Jerman tingkat lanjutan sampai level B2 sambil menunggu awal masa perkuliahan di Jerman pada bulan September-Agustus. Selain belajar bahasa, calon mahasiswa juga belajar persiapan dasar tes masuk perguruan tinggi. Calon mahasiswa belajar bagaimana menjawab tes-tes agar bisa lolos seleksi. Calon maba juga mesti paham istilah-istilah bahasa Jerman untuk program studinya. Soal kualitas pendidikan tinggi di Jerman, hampir semua perguruan tinggi memiliki kualitas yang setara. Ada sekitar 370 perguruan tinggi di Jerman dengan berbagai program studi yang menarik.

Mengenai Studienkolleg

Karena ijazah sekolah menengah di luar Jerman dianggap tidak setara dengan standar kualifikasi di Jerman, maka mereka harus mengikuti program penyetaraan di Studienkolleg selama dua semester. Karena itulah banyak yang berpikir lebih baik menempuh S-1 di Indonesia terlebih dahulu sebelum kuliah di Jerman. Urut-urutannya adalah: Setelah dinyatakan lolos oleh perguruan tinggi bersangkutan, dan lulus test Aufnahmeprüfung mereka langsung menjadi siswa Studienkolleg dan tinggal di asrama. Selama menjalani Studienkolleg atau pra-universitas selama 2 semester itu, mahasiswa tidak dipungut bayaran. Setelah lulus dari Studienkolleg, siap-siaplah mengikuti ujian masuk perguruan tinggi. Biayanya tidak mahal. Beberapa perguruan tinggi di Jerman ada yang memungut biaya kuliah sekitar 500 euro per semester. Dalam memilih tempat kuliah, disarankan calon mahasiswa Indonesia untuk memilih perguruan tinggi di kota non-metropolis. Sebab, suasananya lebih kondusif untuk belajar dibandingkan di kota besar seperti Berlin. Biaya hidup di Muenchen atau Munich memang lebih mahal 1-2 euro dibanding Berlin. Akan tetapi, suasananya yang tenang dan aman lebih bagus buat anak-anak belajar ketimbang di Berlin yang suasananya sangat metropolitan.

Biaya hidup dan kerja sampingan

Jika mahasiswa ingin menambah uang saku, pemerintah Jerman memberi keleluasaan bagi pemegang visa studi untuk bekerja paruh waktu. Pemerintah Jerman memberi batasan 20 jam per minggu bagi para mahasiswa untuk bekerja sampingan seperti jaga toko, cuci piring di restoran, atau baby sitting. Bayarannya cukup lumayan untuk kebutuhan biaya hidup sehari-hari Dengan keterbatasan dan kelebihannya, studi dan hidup di Jerman akan mengajarkan mahasiswa bagaimana hidup disiplin terhadap waktu, bergaul dengan mahasiswa dari berbagai negara, memelihara lingkungan, dan yang paling penting adalah bahwa pengalaman merantau itulah yang akan mengajarkan bagaimana hidup dengan kesederhanaan. Pengalaman studi di luar negeri itu akan membukakan pintu dunia baru dengan segala kesempatan bagi perkembangan pribadi.

Persiapan Studi Melalui Agen

Jika calon mahasiswa merasa lebih nyaman dan aman untuk berangkat ke Jerman melalui agen, ada berbagai pertimbangan untuk menghindari agen abal-abal yang banyak berpromosi. Biasanya agen mengenakan biaya sekitar Rp120 – 250 juta. Biaya itu untuk pengurusan keperluan calon mahasiswa, di luar rekening simpanan wajib di Deutsche Bank yang besarnya 8000 euro. Agen berkewajiban mengantarkan calon mahasiswa sampai di Jerman, sampai siswa benar-benar dapat kursi dan asrama di studkol. Dengan uang sebesar itu, biasanya mencakup layanan keperluan calon mahasiswa mulai dari les bahasa Jerman, tes minat dan bakat, biaya penginapan sebelum ditempatkan di asrama, tes bahasa, ijazah untuk urusan visa, tiket pesawat sekali berangkat dan berbagai dokumen lainnya. Untuk dicatat, walau ada beberapa agen yang mengeluarkan ijazah kursus sendiri, namun ijazah bahasa Jerman yag diakui dari Indonesia hanyalah yang dikeluarkan oleh Goethe Institut. Pasca kelulusan, mahasiswa di Jerman diberi kesempatan oleh pemerintahnya untuk bekerja selama satu tahun di Jerman. Kalau sudah melwati masa itu, lulusan diminta untuk pulang dan mengabdi di negaranya masing-masing karena visa tidak bisa diperpanjang lagi – kecuali mereka mengubahnya menjadi visa kerja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline