Lihat ke Halaman Asli

Pembelajaran Seni Bagi Anak untuk Menumbuhkan Sikap Menghargai dan Toleransi Terhadap Perbedaan

Diperbarui: 12 Mei 2024   00:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input sumber gambar

Pembelajaran seni di sekolah merupakan wahana bagi anak untuk mampu menghargai, mengembangkan dan menumbuhkan sikap toleransi terhadap perbedaan yang ada di dalam bingkai berbangsa dan bernegara. Konflik berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) sebenarnya dapat kita hindari jika setiap anak didik sejak dini diajarkan tentang hikmah dan arti perbedaan. Perbedaan antara satu manusia, suku bangsa, bahasa, adat istiadat, kesenian, dan sebagainya merupakan kekayaan yang tak ternilai harganya. 

Pendidikan Seni yaitu :
1.Ide-ide seni
Pembelajaran seni harus dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mengungkapkan ide-ide seni dan mengkomunikasikannya kepada orang lain baik berupa tari, rupa, atau musik.

2.Karya Seni
Pembelajaran seni di sekolah harus memberikan keterampilan, teknik, aturan, dan teknologi dalam karya seni. Hal ini penting agar anak didik mampu mengkolaborasikan berbagai macam unsur yang dapat menunjang seseorang untuk dapat berkarya dengan optimal.

3.Apresiasi Seni
Pembelajaran seni di sekolah harus mampu menumbuhkembangkan rasa estetika, persepsi, pengetahuan, pemahaman, merenung, dan kerefleksian dalam analisis dan evaluasi karya seni anak. Dengan demikian, anak didik mempunyai kemampuan untuk menilai dan menghargai karya orang lain. Dengan kata lain, anak didik mempunyai kepekaan imajinasi, ekspresi, dan mampu menampilkan karya seni.

4.Seni dalam masyarakat
Pembelajaran seni di sekolah juga harus memberikan berbagai macam pengetahuan tentang seni yang ada di masyarakat. Pengetahuan ini meliputi fungsi, aturan-aturan, dan sifat seni tersebut dalam masyarakat pendukungnya. Dengan demikian, setiap anak mempunyai pengetahuan yang memadai dalam pertumbuhan dan perkembangan seni masyarakat


Pembelajaran seni di sekolah harus mampu mengembangkan bakat dan kreativitas. Untuk itu, diperlukan beberapa syarat, antara lain diterapkannya metode kreatif dan imitatif.
1.Metode Kreatif
Metode ini membangkitkan dan menumbuhkan sikap kreatif pada anak. Metode kreatif dilakukan dengan eksplorasi. Artinya, anak menjelajahi berbagai macam kemungkinan yang ada. Di bidang tari, anak-anak diberikan kebebasan untuk mengungkapkan perasaan melalui gerak. Berbagai tingkat (level) dapat mereka ciptakan. Berbagai macam sumber gerak dapat mereka manfaatkan. Di bidang musik, anak-anak dapat menjelajahi berbagai macam bunyi dan suara, baik yang dihasilkan oleh alat maupun tubuh sendiri. Dalam bidang seni rupa, anak-anak harus diberi kesempatan untuk mengadakan penjelajahan terhadap berbagai macam unsur warna dan garis dalam dimensi ruang. Guru berperan sebagai mediator atau fasilitator. Dengan demikian, setiap anak didik mampu untuk mencipta sesuai dengan minatnya masing-masing. Dalam eksplorasi yang penting dilakukan dengan cara terbimbing agar anak tidak lepas kendali.


2.Metode Imitatif
Metode imitatif mempunyai makna yang dalam jika diikuti oleh metode imitatif. Metode imitatif ini merupakan stimulus bagi anak untuk mendapat respon. Implementasinya dalam seni tari, anak-anak menirukan benda-benda yang bergerak karena benda lain, seperti angina dan tongkat. Dalam seni musik, anak-anak menirukan beragam bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat resonansi, dan sebagainya. Dalam seni rupa, anak-anak menirukan berbagai macam contoh alam semesta sebagai objek untuk lukisannya. Pada akhirnya, metode imitatif ini bukan untuk memasung kreativitas anak, tetapi sebagai jembatan untuk kemudian anak didik membuat yang lebih baik atau mengkombinasikan dari apa yang mereka lihat dan rasakan.

Sebagai sarana pendidikan, pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk bermain, maka kegiatan ini dapat dilaksanakan dalam pelajaran kesenian. Dalam kegiatan bermain inilah bentuk ekspresi kreatif anak dapat ditumbuh kembangkan. melalui seni, anak memperoleh pengalaman estetis yang berkaitan dengan elemen visual , bunyi, dan gerak, scara garis besar pendidikan seni juga berperan untuk menumbuhkan daya apresiasi, kreatifitas, kognisi serta mengembangkan kemampuan berpikir. Bagi peserta didik yang berbakat, pendidikan kesenian juga dapat membentuk keterampilan vokasional. Dengan demikian pendidikan kesenian merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi, estetik dan membentuk kepribadian manusia seutuhnya.

 Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat juga dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni disekolah dasar bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Karna mendidik anak dengan cara sedini mungkin pasti akan dilakukan dari tingkatan sekolah yang paling dasar sehingga anak-anak akan menjadikan pembelajaran seni disekolah mereka bukan sebagai beban atau tanggungan melainkan menjadi sesuatu hal yang sangat menyenangkan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline