Lihat ke Halaman Asli

Sesal Yang Terlambat

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Detik-detik waktu terus berlalu

Tak mau menunggu kapan sadarku

Sisakan serpihan sesal di hati

Sejak dirimu pergi dari hidupku

Dulu

Kau semaikan bibit cinta di hati

Aku tak peduli

Hingga gersang lahan jiwa mu

tak jua ku sirami kasih

namun cinta mu tetap tumbuh

meski layu dan rapuh

dan akhirnya patah ditapak langkahku

sesal

ku maki diri ini

mengapa baru kini ku pahami sikapmu

yang bertahan hanya untuk kebahagiaanku

mengapa baru kini kusadari

putihnya cinta yang kau beri

terlambat kiranya penyesalanku

janur kuning melengkung tutupi jalanku

sirnakan asa untuk ku kembali padamu

merapuh jua akhirnya langkahku

di sudut hati yang hampa

ku hanya bisa meratapi cintamu yang pergi

hempaskan buih-buih rinduku

semakin dalamlah penyesalanku

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline