Lihat ke Halaman Asli

Gelitikan Batam

Diperbarui: 25 Juni 2015   09:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1330276899404403352

Lupa hari apa dan tanggal berapa saya menonton salah satu acara di sebuah stasiun televisi swasta yang ada. Sekitar pukul 22.00 WIB acara tersebut di mulai. Tema yang di ambil cukup menarik, tentang perdagangan. Tapi perdagangan disini cukup berbeda. Lokasi yang menjadi tempat perdagangan disini adalah Batam. Siapa sih yang tidak kenal dengan batam???

Apa yang saya pikirkan tentang kota batam ternyata tidak sesuai dengan yang ada di pikiran saya. Awalnya saya berpikir bahwa kota batam merupakn kota yang kecil dan banyak taman kota yang indah dan asri. Tetapi saat saya melihat di televisi memang jauh dari kenyataan. Kota batam sama saja seperti kota Jakarta yang padat. Namun bedanya kota ini lebih bersih dan rapi susunannya. Mungkin karena tempat keluar masuknya orang asing sehingga kota ini sengaja ditata se apik mungkin seperti di negara tetangga. Bangunannya pun tidak kalah kokoh seperti yang ada di negara lain. Tempat rekreasi, pusat perbelanjaan dan hiburan sangat mudah di jumpai di kota ini.

Sekilas tentang kota batam.

Kota Batam adalah kota terbesar di Kepulauan Riau dan merupakan kota dengan populasi terbesar ke tiga di wilayah Sumatra setelah Medan dan Palembang, Menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Batam saat ini jumlah penduduk Batam mencapai 1.137.894 jiwa. Metropolitan Batam terdiri dari tiga pulau, yaitu Batam, Rempang dan Galang yang dihubungkan oleh Jembatan Barelang. Batam merupakan sebuah kota dengan letak sangat strategis. Selain berada di jalur pelayaran internasional, kota ini memiliki jarak yang cukup dekat dengan Singapura dan Malaysia, kurang lebih 45 menit untuk menuju kesana.. Batam merupakan salah satu kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia. Ketika dibangun pada tahun 1970-an awal kota ini hanya dihuni sekitar 6.000 penduduk dan dalam tempo 40 tahun penduduk Batam bertumbuh hingga 158 kali lipat.

Sebagai jalur pelayaran internasional, Batam menjadi salah satu tempat peristirahatan juga. Banyak kapal dan turis asing yang sering menginap di kota ini. Sehingga tidak jarang masyarakat disekitarnya banyak yang memanfaatkan kondisi ini untuk melakukan bisnis, seperti membuka hotel, Bar, tempat-tempat hiburan malam lainnya. Dan yang sedit unik di sini adalah selain kota industri batam juga menjadi kota wanita. Menurut beberapa orang yang ada dalam acara tersebut, wanita malam di batam harganya jauh lebih murah dibandingkan wanita malam di negara lain. Misalnya laki-laki yang berasal dari singapura ingin ditemani wanita malam yang ada di singapura, ia harus membayar 1 juta, sedangkan untuk di kota batam hanya Rp200.000. waaaw.. cukup menggiurkan. Jarak dari singapura dan batam pun tidak cukup jauh hanya 45menit menyebrang menggunakan kapal ferry yang biayanya sekitar Rp 500.000. karena faktor biaya yang murah tersebut banyak laki-laki yang sering “Jajan” di tempat tersebut.

Ada juga yang sengaja membeli perumahan disana hanya untuk ditemani oleh wanita batam. Biasanya pria tersebut membeli rumah untuk ditinggali oleh wanita batam, kemudian saat pria tersebut datang kebatam untuk berbisnis tak lupa untuk menginap di rumah tersebut. Supir taxi yang ada di wilayah tersebut mengatakan : “awalnya memang kota ini adalah kota industri, tapi lama kelamaam menjadi kota cewek”. Cukup menggelitik saya di buatnya.

Nah dalam acara tersebut juga Pemkot Batam di mintai keterangan tentang masalah tersebut, seperti halnya dengan Pemkot-Pemkot lain yang selalu mengelak apa bila wilayahnya dibilang jelek.. hahaha.. beliau mengatakan bahwa sudah ada peraturan dan ijin untuk mendirikan tempat-tempat hiburan malam di daerah tersebut. Tapi adakah ijin untuk para “Cewek” tersebut????? yyaaah tidak dijawab... hhahah

demikian sekilas gelitikan tentang kota Batam. Mohon maaf apa bila ada kesalahan. Karena saya hanya ingin berbagi info yang saya ketahui. ^^v

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline