Lihat ke Halaman Asli

MAYANG BUNGAA

mahasiswa

Melawan Diskriminasi di Rumah Tangga: Pentingnya Menghargai Pasangan Hidup

Diperbarui: 12 Maret 2024   04:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apakah anda pernah merasa kasihan ketika melihat ketidakadilan dalam hubungan pernikahan di sekitar lingkungan anda? Bagaimana perasaan anda jika pasangan di lingkungan sekitar anda direndahkan atau diperlakukan tidak adil hanya karena latar belakang pendidikan atau status sosialnya? Dalam tulisan ini, kami ingin mengajak anda untuk membahas isu yang sering diabaikan ini dengan harapan menciptakan kesadaran yang lebih luas akan pentingnya membangun hubungan yang sehat, saling menghormati, dan adil.

Dalam hubungan pernikahan, keadilan, penghargaan, dan kesetaraan adalah fondasi yang sangat penting. Namun, kenyataannya, masih ada banyak pasangan yang terperangkap dalam pola yang merugikan, di mana satu pihak merendahkan atau memperlakukan pasangannya secara tidak adil berdasarkan pendidikan atau status sosialnya. Hal ini bukan sekadar masalah pribadi; ini adalah cerminan dari budaya patriarki yang merusak, yang tidak hanya mengganggu individu yang terkena dampaknya, tetapi juga mengancam keseluruhan masyarakat.

Perlakuan semacam ini adalah bentuk ketidakadilan yang mencoreng esensi hubungan. Setiap individu, tanpa terkecuali, harus dihormati dan diperlakukan setara, tanpa pandang gender atau latar belakang pendidikan. Tidak ada justifikasi untuk merendahkan seseorang berdasarkan status sosial atau pendidikan mereka.

Selanjutnya, perilaku ini menguatkan pola kekuasaan yang tidak seimbang dalam hubungan. Ketika satu pihak mengeksploitasi kelemahan atau keterbatasan pasangannya untuk keuntungan pribadi, itu merusak esensi kemitraan dalam pernikahan dan menciptakan ketidaksehatan yang berkepanjangan dalam rumah tangga.

Selain itu, sikap ini juga memperkuat siklus ketidaksetaraan dan diskriminasi gender yang meluas. Ketika norma-norma patriarkal dibiarkan berkembang di dalam rumah tangga, mereka menghasilkan lingkungan yang tidak kondusif bagi pertumbuhan dan pengembangan individu, terutama perempuan. Ini menciptakan ketidaksetaraan yang termanifestasi dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan hingga pekerjaan, dan hingga keputusan rumah tangga.

Oleh karena itu, perlu ada perubahan dalam paradigma dan perilaku yang merendahkan pasangan hidup berdasarkan latar belakang mereka. Ini membutuhkan kolaborasi dalam membangun hubungan yang didasarkan pada saling menghargai, mendukung, dan memuliakan, tanpa memandang faktor eksternal seperti pendidikan atau status sosial. Masyarakat secara keseluruhan juga perlu bersatu untuk mengatasi akar penyebab ketidaksetaraan gender dan memperjuangkan lingkungan yang inklusif dan adil bagi semua individu.

Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan bargaining position perempuan dalam hubungan pernikahan dan aktivitas program pemberdayaan perempuan:

  1. Pendidikan dan Pelatihan: Program pemberdayaan perempuan harus fokus pada memberikan akses yang lebih besar kepada perempuan terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan. Dengan meningkatkan pendidikan dan keterampilan, perempuan dapat memiliki kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan mandiri secara finansial.

  2. Penguatan Ekonomi: Memberikan dukungan finansial dan akses ke sumber daya ekonomi kepada perempuan, seperti kredit mikro dan pelatihan kewirausahaan, dapat meningkatkan kemandirian finansial mereka. Hal ini dapat membantu perempuan memperoleh kepercayaan diri dan meningkatkan posisi tawar mereka dalam hubungan pernikahan.

  3. Pendidikan Kesetaraan Gender: Program pemberdayaan perempuan juga harus mencakup pendidikan kesetaraan gender yang mempromosikan kesadaran tentang hak-hak perempuan dan mengatasi norma-norma patriarki yang merugikan. Pendidikan ini harus diselenggarakan tidak hanya untuk perempuan, tetapi juga untuk pria, sehingga mereka dapat menjadi sekutu dalam perjuangan untuk kesetaraan gender.

  4. Penguatan Jaringan Dukungan: Membangun jaringan dukungan dan solidaritas antara perempuan adalah kunci dalam meningkatkan posisi tawar mereka dalam hubungan pernikahan. Program pemberdayaan perempuan dapat membantu memfasilitasi pembentukan jaringan ini melalui kelompok dukungan, seminar, dan pertemuan komunitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline