Lihat ke Halaman Asli

Habibie & Ainun; The Real Love Story

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menyaksikan salah satu acara televisi, yang tengah mewawancarai BJ Habibie tentang buku yang diselesaikannya November lalu, saya sangat kagum dengan beliau. Beliau, mantan presiden ke-3 Indonesia yang sangat mengagungkan cinta untuk istrinya tercinta. Habibie & Ainun, begitu judul buku tersebut mengisahkan perjalanan cinta Habibie dan Ainun sampai detik-detik terakhir ibu Ainun masuk ke alam dan dimensi barunya, begitu yang dikatakan pak Habibie. Ibu Ainun adalah sosok istri yang patut dikagumi. Cerdas, cantik, dan terpelajar. Tidak jarang banyak anak muda yang sekarang berkata pada pasangannya “Maukah kau menjadi Ainun?” Banyak yang menginginkan kisah percintaan seperti Ainun dan Habibie. Pada bab terakhir saya sangat tersentuh dengan isinya.Habibie dengan setia tak pernah meninggalkan Bu Ainun kecuali ke kamar kecil atau jika dia yg diperiksa, minimal mereka akan selalu  “tetap satu atap”. Satu jiwa mereka seakan sudah dan selalu ada komunikasi telepati. Begitu keduanya merasa saling menhayati pikiran dan prasaan masing-masing. Habibie menyertai dengan doanya dengan getaran nurani.  Dan Ainun selalu memberikan senyum yang memukau dan merindukan. Kriteria satu atap ini disaat pemakaman, Habibie mengatakan “Ainun jiwa, roh, batin, dan nurani kita sudah manunggal dan atap kita bersama adalah langit alam semesta. Karena itu Ainun tetap berada disamping saya dan saya disamping Ainun, dimana saja kami sedang berada sepanjang masa” Dan pada akhir bukunya ini, beliau menuliskan satu doa yang disebut dengan Manunggal. Saya sangat kagum dengan puisi beliau yang sangat indah. Berikut akan saya tampilkan puisi doa yang sangat menyentuh. Allah, lindungilah kami Dari segala gangguan, godaan dan kejahatan Yang datang dari luar dan dari dalam Mencemari yang Engkau tanam di diri kami, Bibit Cinta Cinta, Murni, Suci, Sejati, Sempurna, dan Abadi Sepanjang masa, kami siram tiap saat dengan kasih sayang Kami bernaung dan berlindung di bawah Bibit Cinta ini Cinta yang telah menjadikan kami Manunggal Manunggal jiwa, roh, batin dan nurani kami Sepanjang masa, sampai akhirat Terima kasih Allah, Engkau telah pisahkan kami Sementara berada dalam keadaan berbeda Istriku Ainun dalam dimensi baru dan alam baru Saya dalam dimensi alam Dunia Terima kasih Allah, sebelum kami dipisahkan Engkau telah jadikan kami manunggal Saya manunggal dengan Ainun sepanjang masa Memperbaiki, menyempurnakan dan menyelesaikan Rumah kami di Alam Dunia sesuai keinginanMu Ainun manunggal dengan saya sepanjang masa Membangun “raga” kami abadi di Alam Baru Murni, Suci, dan Sempurna sesuai dengan keinginanMu Terima kasih Allah, Engkau telah menjadikan bibit CintaMu ini paling Murni, Paling Suci, Paling Sejati dan Paling Sempurna Sifat ini di seluruh Alam Semesta hanya mungkin dimiliki Engkau Jika sampai waktunya Tugas kami di Alam Dunia dan Di Alam Baru selesai Tempatkan kami Manunggal  di sisiMu Karena Cinta Murni, Suci, Sejati, Sempurna dan Abadi Dalam “raga” yang abadi, dibangun Ainun yang manunggal dengan saya sesuai kehendakMu di Alam Baru sepanjang masa Jiwa, Roh, Batin, “Raga” dan nurani kami, Abadi sampai Akhirat Semoga kita mendapatkan cinta yang suci, murni, sejati, sempurna, dan abadi seperti apa yang dikatakan oleh pak Habibie.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline