Lihat ke Halaman Asli

Maya Anzelika Nainggolan

Universitas Pamulang

Kesalahan Berbahasa Indonesia pada Media Luar Ruang: Tataran Fonologi, Sintaksis dan Morfologi

Diperbarui: 16 Desember 2023   15:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: Maya Anzelika Nainggolan

Bahasa merupakan suatu ungkapan yang mengandung maksud untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Sesuatu yang dimaksudkan oleh pembicara bisa dipahami dan dimengerti oleh pendengar atau lawan bicara melalui bahasa yang diungkapkan. Karena kenyataan bahasa yang sebenarnya berupa kebiasaan. Tetapi, hal tersebut akan berpengaruh terjadinya kesalahan berbahasa.

Kesalahan berbahasa sering kali terjadi pada media luar ruang seperti poster, baliho, spanduk, billboard dan masih banyak lainnya. Melalui media ruang tersebut, masyarakat dapat mengetahui informasi-informasi yang ada seperti iklan yang menarik dan jasa. 

Hal itu dapat terjadi karrna penggunaan bahasa yang dijadikan sebagai alat komunikasi dengan masyarakat. Akan tetapi, penggunaan bahasa pada media luar ruang sering menggunakan bahasa yang menarik pada bahasa baku untuk mendapatkan perhatian masyarakat sekitar. Hal ini menimbulkan kesalahan berbahasa yang tidak baku. Kesalahan tersebut bisa berupa frasa, klausa, kata ejaan, tanda baca dan bunyi.

Kaidah kebahasaan yang mempelajari seluk beluk bentu kata dinamakan morfologi. Menurut Nilda (1949:1) morfologi adalah ilmu yang mempelajari morfem dan persiapan morfem untuk penciptaan kata. Morfologi merupakan cabang linguistik yang mengidentifikasi satuan-satuan pembentuk kata sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata. 

Selanjutnya kaidah berbahasaan yang mempelajari mengenai pembentukan bunyi bahasa ialah fonologi. Menurut Heryadi (2016: 6-7) bahwa fonologi merupakan cabang ilmu bahasa yang mengkaji bunyi ujar pada bahasa tertentu. 

Bunyi yang dipelajari dalam fonologi yaitu bunyi yang memiliki makna, bukan bunyi yang tanpa makna. Terakhir ialah sintaksis yang mempelajari ilmu tata kalimat yang menguraikan hubungan antar unsur bahasa untuk membentuk sebuah kalimat. Terdapat beberapa media luar ruang yang ditemukan mengalami kesalahan dalam penulisan dan berbahasa, uraiannya sebagai berikut.


Pada gambar spanduk tersebut, terdapat kesalahan penulisan pada kata “Baso” dan “Telor”. Kata “Baso” merupakan bentuk kata tidak baku dan yang benar yaitu “Bakso”. Kesalahan tersebut terjadi karena penghilangan fonem /k/. Selanjutnya, kata “Telor” merupakan bentuk kata tidak baku dan yang benar ialah kata “Telur”. Kesalahan tersebut terjadi karena perubahan fonem /u/ menjadi fonem /o/. Dua data tersebut termasuk kedalam jenis kesalahan berbahasa fonologi, karena terjadi nya pergantian dan penghilangan fonem pada dua data tersebut.

Sumber gambar: Maya Anzelika Nainggolan

Pada papan nama tersebut, terdapat kesalahan penulisan kata “Praktek”. Kesalahan tersebut terjadi karena perubahan fonem/i/ menjadi fonem /e/. Pada data tersebut termasuk kedalam jenis kesalahan berbahasa fonologi, karena terjadinya perubahan fonem /i/ menjadi fonem /e/.

 Sumber gambar: Maya Anzelika Nainggolan

Pada gambar spanduk tersebut, terdapat kesalahan pada tulisan “DI JUAL”. Setelah imbuhan, seharusnya tidak ada jarak , karena imbuhan “Di” pada tulisan “DI JUAL” berfungsi sebagai prediksi, bukan sebagai preposisi. Penulisan yang benar pada tulisan gambar spanduk tersebut ialah “DIJUAL”. Pada data ini termasuk kedalam jenis kesalahan berbahasa sintaksis, karena imbuhan “Di” pada tulisan “DI JUAL” berfungsi sebagai prediksi, bukan sebagai preposisi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline