Bahasa adalah perekam. Itulah sebabnya catatan harian ditulis, pengalaman dikisahkan, puisi digubah.
Dengan itu orang ingin menghadirkan kembali apa yang dialami, meskipun tentang hal yang sebenarnya tak dapat
dihadirkan kembali.
Mungkin itulah yang dipikirkan oleh Gie dan Ahmad Wahid saat menuliskan catatan hariannya.
Tentang seorang yang mati di gunung dan seorang yang mati ditabrak tukang ojek.
~ Catatan di dinding Facebook 7 tahun lalu ~
Malam ini aku kembali termenung dengan sebuah catatanku di dinding Facebook tujuh tahun yang lalu. Isinya hanyalah sebuah curhatan sederhana yang dulu pernah membuatku merana. Hari ini catatan itu kembali membuatku terbangun. dengan ditemani sebungkus kwetiau pedas manis dan lagu dari Cigarettes after sex berjudul Sweets, malam ini malam yang penuh nostalgia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H