Lihat ke Halaman Asli

Tertinggal

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak puas.? Tidak senang.? Berkecil hati.? Apakah harus digenggam erat-erat.? Aahhhh, jalan kita mungkin tidak sama. Aku. Kamu. Dia. Jalan yang dilewati mungkin telah dilalui seseorang sebelumnya. Aaahhhh, kita mungkin memang tidak diperuntukan dapat berada di gardaterdepan. Seseorang yang lainnya sanggup berlari. Ada yang meraton. Melangkah dengan hitungan pasti. Atau mampu berjalan dengan begitu pelannya. Namun... Energi yang dimiliki mungkin telah terkuras dengan begitu banyaknya Terseok-seok. Tertatih. Dengan banyak jatuh bangunnya. Aahhh. Tidak perduli cepat atau lambat. Menangis, tersedu, tersandung, maupun dipenuhi luka kita harus tetap survive. Kita harus sampai tujuan. Meski lewat jalan yang berbeda. Meski telah tertinggal dengan begitu jauhnya. Meski tertinggal dengan begitu banyaknya. Meski dengan begitu banyak meski-meski yang lainnya. Berteman hujan. Berdiskusi dengan badai. Bersahabat derasnya arus gelombang. Tidak perduli apapun yang menghadang. Aaaahhhh, yang terhidang dan dihidangkan memang harus dimakan. Apapun bentuknya, seberapapun kerasnya kita memang harus tetap teguh dan taktergoyahkan. Mempercayai. Menyakini. Kelak akan tiba waktunya menikmati  indahnya pelangi setelah gerimishari. Muara Beliti, 2013:06:30...20.33 WIB (Dalam nuansa angin malam ini) Sumber gambar:http://bantenposnews.com/foto_berita/20desa-tertinggal.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline