Lihat ke Halaman Asli

Jenuh

Diperbarui: 22 September 2016   12:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tergores sudah lembaran tak bernama itu. mulai sepi merasuk pada jeda hati yang mengukir kunci hati. Senada pada tanggai mawar yang membusuk dibawah kamboja merah jambu. Laksana merpati yang terbang namun tidak terbang. 

Di mana rasa iba dan kasih yang pernah kau hadirkan itu! Mengapa seolah semua hanya rasa yang tertinggal dibalik batu yang tegak dengan nama yang terpampang jelas. "Mawar" Kapan kita akan kembali pada masa yang dulu selalu sempat untuk dikunjungi. Berbalik!

Katakan! Katakanlah bahwa kita pernah menjalani bersama. Sebuah nada yang selalu mengalun pada hati yang putih. Apa? Apa benar kita tidak bisa kembali?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline