Lihat ke Halaman Asli

Hati-hati, 3 Ketidaktahuan Pemilik Kendaraan Ini Sering Dimanfaatkan Bengkel Nakal

Diperbarui: 1 Februari 2023   23:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Sebulan yang lalu, Istri saya baru saja servis motor di sebuah bengkel . Istri saya ini menghabiskan uang 1,2 juta rupiah. Saya heran kok servis motor bisa sampai semahal itu ya. Seminggu kemudian, saya bertemu teman yang baru pulang dari Jepang. Dia teman dekat saya saat SMA dan lulusan teknik mesin. Teman saya ini sudah bekerja di Jepang selama enam tahun.

Tahu istri saya habis 1,2 juta rupiah untuk servis saja, teman saya berkomentar, "Aduh, Yan. Istrimu kenapa nggak servis ke saya saja. Saya jamin jauh lebih murah." Dia lantas melanjutkan, "Ingat, sekarang itu banyak bengkel nakal. Sebelum ke Jepang, saya saja sudah jarang ke bengkel karena kadang nemu yang penipu."

Dosa yang dilakukan bengkel seperti ini terjadi karena ketidaktahuan pelanggan. Setelah ngobrol lebih banyak, saya menyimpulkan ada tiga jenis ketidaktahuan pelanggan yang biasanya dimanfaatkan bengkel nakal

1. Tak Tahu Seperti Apa Spare Parts yang Rusak

Teman saya mengungkapkan bahwa sebagian besar dosa bengkel nakal terjadi karena pemilik kendaraan tidak paham spare part rusak itu nggak kayak apa. Jadi, kalo mekaniknya bilang ada spare parts motor, pemiliknya nurut-nurut aja. Padahal, sesungguhnya spare parts itu tak rusak atau masih bisa dipakai. Selain spare part, aki mobil juga sering dimanfaatkan bengkel nakal untuk menipu pemilik kendaraan.

Pihak bengkel seringkali meminta pelanggan untuk langsung mengganti begitu servis dimulai. Katanya, setrum dari aki sudah mau habis. Pihak bengkel lantas menakuti pelanggan yang tak paham dengan bilang kalau aki tidak diganti, mobil bisa tiba-tiba mogok.

Si pelanggan setuju saja karena takut mobilnya mati mendadak. Aki bekas tentu dibawa pulang. Harapannya, aki bekas itu bisa dijual. Namun, setelah diperiksa menggunakan avometer, ternyata voltase-nya saja yang turun. Sebenarnya, aki tersebut masih sangat layak dipakai. Bengkel nakal dapat cuan. 


2. Pemilik motor tidak tahu cara membongkar bagian kendaraannya 

Ketidaktahuan kedua yang sering dimanfaatkan bengkel nakal adalah pemilik kendaraan tidak tahu caranya membongkar tunggangannya sendiri. Ceritanya seperti ini.

Sepupu teman saya ini membawa motornya ke bengkel untuk mengganti lampu depan yang putus. Pihak bengkel berkata bahwa batok lampu harus dilepas agar lampu bisa dipasang. Mereka juga mengutarakan kalau ongkos melepas dan memasang batok sebesar 100 ribu rupiah karena alasannya sulit. Lantaran sepupu teman saya ini awam dalam dunia permotoran, dia mengiyakannya begitu saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline