Realita
Kerap mungkin kita mendengar dengan telinga, membaca atau melihat dengan mata kepala sendiri, peristiwa-peristiwa seperti, pertengkaran suami-istri yang berujung pada kekerasan fisik, seorang ayah yang berduel dengan anak laki-lakinya yang berakhir dengan pembunuhan, atau pribadi-pribadi tertentu yang merencanakan suatu niat buruk nan jahat terhadap pribadi lain hingga mencari dan menempuh jalan kekerasan untuk menghilangkan nyawa orang yang bersangkutan.
Berhadapan dengan kenyataan-kenyataan demikian, mungkin kita tidak mengalaminya dan masih berpikiran normal akan berkata, kok bisa terjadi ya? Setan apa yang merasuki dirinya? Ngeri sekali, sadis, tega amat, sampai hati, dan lain sebagainya.
Sekali lagi, kalimat-kalimat itu meluncur dari mulut kita-kita yang masih berpikiran normal dan tidak atau belum terganggu dengan tekanan- tekanan hidup. Sedangkan yang melakukannya, itu terjadi ketika seseorang berada dalam tahap "gelap pikiran".
Gelap Pikiran
Gelap pikiran dapat dimengerti sebagai suatu reaksi yang muncul dari dalam diri seseorang akibat suatu persoalan, yang tidak hanya merugikan diri sendiri tetapi juga dapat merugikan orang lain seperti, marah, memukul, menganiaya, bunuh diri sendiri, membunuh orang lain, mencuri, dan lain sebagainya.
Orang yang gelap pikiran, dapat dikatakan sebagai orang yang tidak dapat berpikiran sehat lagi bahkan sudah buntu atau kehabisan akal dalam menyelesaikan masalah hidupnya.
Gelap pikiran dapat disebabkan oleh persoalan ekonomi, relasi atau huhungan dengan orang lain terganggu, adanya ancaman dari pihak lain atas status, kedudukan sosial, kesenangan pribadi atau prevasi, dan lain-lain. Dari semua hal yang disebut itu, gelap pikiran yang terjadi karena adanya ancaman dari pihak lain atas status sosial dan kedudukanlah yang paling ditakuti.
Gelap Pikiran Karena Status Sosial atau Kedudukan Terancam
Gelap pikiran yang dialami oleh seseorang ketika merasa bahwa status sosialnya terancam, terusik, dan goyah, oleh kehadiran orang lain, amat berbahaya. Mereka yang mengalaminya akan melakukan cara atau jalan apapun guna mempertahankan diri, bila perlu mereka yang mengusik atau mengancam dihabisi.
Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, gelap pikiran dapat saja terjadi karena: