Drama Messi dan Barcelona Tamat
Rumor tentang keinginan Leonel Messi untuk pergi meninggalkan FC Barcelona dan merumput di klub lain, telah terjawab secara pasti. Lewat pertemuan dan diskusi yang alot antara pihak sang pemain dengan pihak petinggi klub, telah tercapai suatu kesepakatan penting bagi karier penyumbang 10 trofi Laliga dan 4 gelar liga Champion Eropa bagi Blaugrana itu. La Pulga bertahan di Camp Nou.
Apa yang dihasilkan oleh Messi bersama dengan Barcelona, tentu melahirkan banyak reaksi, penilaian, pandangan, dan pendapat dari mereka-mereka yang selama kurang lebih tiga pekan terakhir ini, setia mengikuti setiap episode drama yang dimainkan oleh si kutu dan salah satu klub sepak bola raksasa Spanyol itu.
Bagi para pendukung FC Barcelona, pastilah bergembira, bersuka, dan puas dengan keputusan pria kelahiran kota Rosario, Argentina tersebut. Kurang lebih, dalam kurun waktu satu tahun kedepan, nama Messi masih akan tercantum dalam daftar susunan kesebelas nama pemain yang akan mewakili klub untuk berlomba dalam berbagai ajang. Harapan terbesar dan keinginan terdalamnya adalah semoga kehadiran sang pemain mengembalikan Barcelona ke habitatnya sebagai salah satu yang terbaik di dunia sepak bola.
Sedangkan, bagi mereka yang menginginkan agar peraih 6 Ballon d'Or itu hengkang, tentu kecewa dan gigit jari. Apalagi mereka yang selama ini menjadi pendukung klub-klub tertentu yang terlanjur disebut-sebut sebagai tempat berlabuhnya Messi.
Niat untuk melihat aksi si pemain di sana dan darinya tercipta angin surga bagi klub kesayangan, harus terkubur dalam-dalam. Akan tetapi, janganlah terlalu hanyut dalam kekecewaan itu. Mari kita lihat apa yang akan terjadi dibalik keputusan Messi dan pengaruhnya di atas lapangan selama satu tahun yang akan datang.
Bertahan Untuk Menghindari Masalah
Secara pribadi, saya menangkap bahwa terdapat sinyal ketidakberesan dibalik dua alasan yang menyertai keputusan Messi untuk bertahan di Camp Nou, saat berlangsung wawancara ekslusif bersama GOAL. Kedua alasan yang dimaksud adalah bertahan karena belum diijinkan dan tidak ingin terjadi sengketa hukum dengan klub yang telah membesarkannya. Mudah untuk disimpulkan bahwa sang pemain mau bertahan karena terpaksa. Keinginan Messi untuk keluar dari pintu Camp Nou, nampaknya tidak sejalan dengan keinginan klub pemiliknya.
Messi nampaknya seperti makan buah simalakama. Maju kena, mundur kena. Pada satu sisi, ia ingin pergi tetapi itu tidak mungkin karena ada ikatan klausul yang sangat tinggi dan rasanya tak akan ada klub lain yang akan mau menebusnya. Apalagi usia Messi sudah mencapai 33 tahun. Suatu masa yang dipandang kurang produktif lagi dalam dunia sepak bola. Sedangkan pada sisi lain, ia terpaksa bertahan walaupun suasana di lapangan dan suasana internal klub tidaklah semenyenangkan dahulu.
Apa yang dilakukan oleh Barcelona (menetapkan nilai ikatan klausul yang tinggi), boleh dikatakan sebagai suatu hasil kecerdikan yang dirancang secara matang dan mantap karena bakat yang ada dalam diri Messi dan pengaruhnya bagi klub.
Terbaca bahwa Barcelona seolah-olah takut, jangan sampai ada klub lain yang membawa keluar pemain kesayangannya mereka itu dari Camp Nou dan mereka akan kehilangan kejayaan. Inilah yang melahirkan nilai klasul yang tak wajar itu bagi kebanyakan orang, guna mengikat Messi agar tidak seenaknya pergi atau dibeli oleh klub sepak bola manapun diakhir musim.