Kehadiran anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi kecil dan mungil nan lucu, tentu adalah momen yang membahagiakan bagi bunda dan ayah.
Gembira karena akan segera memiliki momongan, sebagai pewarna dalam hati kedua orang tua, terlebih saat mendapatkan anak pertama. Biasanya anak pertama menjadi pusat perhatian bagi seluruh anggota keluarga, baik orang tua terlebih oma opanya.
Setelah anak pertama lahir, akan menyusul anak kedua dan seterusnya, pasti masih menjadi momen spesial, merasa bangga dan bahagia masih diberi kepercayaan oleh Tuhan.
Lambat laun, kelahiran adik baru, akan menggeser perhatian anggota keluarga terlebih ayah dan bunda, yang semula tertumpah pada si sulung, kini beralih pada sang adik, yang lemah tak berdaya namun begitu lucu dan mengemaskan. Terlebih lagi jika adik yang lahir, berlainan jenis.
Ayah dan ibu juga harus memikirkan dan memahami, posisi serta perasaan si kakak dengan lahirnya sang adik.
Saya masih ingat saat para anak-anak sulung mendapati adik di keluarga kami. Adanya kecemburuan, merasa diabaikan dan merasa tak lagi disayang adalah hal yang mungkin terjadi dirasakan oleh sang kakak.
Satu hari, rumah kami menjadi ramai. Anak-anak mama berkumpul untuk makan bersama, biasanya kami punya acara bulanan. Kakak saya datang bersama istri dan anaknya, dan pas anak mereka masih berusia belum satu tahun, lagi lucu-lucunya.
Kedatangan kakak, kami sambut hangat terlebih dede bayi yang imut, kami peluk, kami cium, kami gendong. Siapa yang tidak jatuh cinta pada bayi dengan pipi cabi bikin gemes? Menyita seluruh perhatian kami semua, hingga hampir kami melupakan bahwa di antara kami ada seorang gadis kecil berusia lima tahun tertunduk dengan wajah yang sendu.Ia berujar dengan polos.
"Umiii... semua, perhatian sama dede, lupa sama Teteh," ucapnya hampir menangis.
Kami yang tersadar, telah mengabaikannya segera minta maaf dan mengalihkan perhatian kepadanya.
Lain lagi, dengan anak sulung kami laki-laki, saat berusia tiga tahun, dia sudah mendapatkan adik. Setelah adiknya lahir, si kakak sering sekali usil dan bikin menangis. Si Kakak yang merasa cemburu dan bertingkah laku negatif hanya akan membuat masa transisi menjadi lebih sulit