Lihat ke Halaman Asli

Arofiah Afifi

Guru Paud.

Momen Indah Bersama Si Kecil Begitu Singkat, Nikmatilah

Diperbarui: 1 Oktober 2022   01:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber ilustrasi: Parenting.co.id

Sebagai orang tua yang sering direpotkan si kecil,  terkadang dan bahkan sering kali, kita kurang bersabar terhadap anak-anak kita.  Mudah marah, emosian, tidak sabaran, dan seribu satu keluhan kerepotan kita terhadap anak. Sehingga kita sebagai orang tua, tidak menikmati kebersamaan yang berkesan antara orang tua dan anak. Kelak akan terasa begitu singkat ketika anak-anak kita telah tumbuh besar dan dewasa.  Kita akan rindu dengan masa kecil mereka. 

Anak terlahir bukan keinginan dan permintaan mereka, namun kitalah para orang tua yang meminta kepada Allah, dan memutuskan akan kehadiran mereka. Dulu kehadiran anak begitu didamba. Malam demi malam, sujud demi sujud kita memohon untuk keberadaan nya ditengah kita. Seiring berjalan waktu, kerepotan, kesibukan, kelemahan, lambat laun mengabaikan kita akan si buah hati. 

Setelah dipikir dan dialami, ternyata kebradanan mereka begitu singkat ditengah-tengah kita. Setidaknya ada 4 masa kita dan anak saling berinteraksi. Adapun 4 masa itu adalah sebagai berikut: 

1. Masa Intan 

Pada masa Intan, usia anak sekitar 0-8 tahun. Masa di mana anak sangat bergantung dan menempel terus kepada orang tua, masa mengemaskan, masa manja-manjanya seorang anak sehingga ia tidak sungkan dipeluk dan memeluk orang tuanya. Masa dalam situasi dan kondisi apapun hanya orang tua lah yang dicari, dibuthkan dan menenangkan. 

Masa ini adalah masa yang paling menyenangkan bagi orang tua, saking senangnya anak yang lucu dan imut ini, semua aktifitas mereka akan diabdikan melalui Vidio maupun foto.

2. Masa kritis anak usia 9-13 tahun.

Masa di mana anak masuk sekolah, dan mulai sibuk dengan lingkungannya, teman-teman sebayanya. Pada masa Ini anak mulai belajar dari banyak sumber, termasuk dari guru dari teman-teman, dan dari lingkungan sekitar. Ia juga mulai membandingkan perilaku orang tuanya, dengan perilaku orang tua dari temannya, dari sumber belajar yang beragam. 

Seorang anak di masa ini mulai bersikap kritis, terhadap pendapat orang tua, mulai bertanya, membantah, membangkang dan mulai muncul percikan api amarah anak sehingga terjadi perbedaan pendapat antar anak dengan orang tua.

Di masa ini juga, dalam diri anak mulai muncul perasaan tidak puas, kecewa, sakit hati terhadap perilaku orang tua yang tidak sejalan dengan keinginannya, sehingga memorinya menyimpan kekecewaan tersebut. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline