Tepat hari ini, 39 tahun yang lalu Indonesia tengah berduka atas kehilangan sosok tokoh proklamator, ilmuwan, penulis, serta yang paling kita kenal dengan jabatannya sebagai Bapak Wakil Presiden pertama Indonesia, Dr.(HC) Drs. H. Mohammad Hatta.
Mohammad Hatta lahir pada masa penjajahan Belanda tepatnya di daerah Bukittinggi, 12 Agustus 1902, dengan nama Mohammad Athar. Athar sendiri berasal dari bahasa Arab yang berarti "harum". Sesuai dengan arti pada namanya, Mohammad Hatta tumbuh menjadi sosok yang mengharumkan nama bangsa Indonesia lewat kecerdasan yang dimilikinya.
Menilik secara singkat biografi Moh Hatta, atau yang lebih akrab disapa Bung Hatta, beliau ternyata sudah dikenal sebagai sosok yang cerdas sejak masa belia di kampung halamannya. Bahkan, di umurnya yang baru 13 tahun, Bung Hatta telah lulus ujian masuk ke HBS (setingkat SMA) di Batavia (sekarang Jakarta), namun karena kekhawatiran Ibunya mengingat usia Bung Hatta masih sangat muda, akhirnya beliau melanjutkan pendidikan ke MULO di Padang. Di usianya yang ke 15 tahun, Bung Hatta dipilih sebagai bendahara JSB (Jong Sumatranen Bond) karena dinilai memiliki kemampuan yang baik dalam mengatur keuangan dan merupakan sosok yang jujur.
Pergerakan politik Bung Hatta dimulai ketika beliau melanjutkan pendidikan di Handels Hogeschool (sekarang Universitas Erasmus Rotterdam) Belanda. Sebagai mahasiswa rantau di negara Eropa, Bung Hatta selalu membuka mata akan perkembangan ilmu terbaru, isu-isu peradaban, serta dunia perpolitikan yang tengah berkecamuk paska berakhirnya perang dunia I dan revolusi di Rusia. Beliau kemudian aktif tergabung dalam organisasi bernama Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia), hingga akhirnya di usia 24 tahun, beliau dipilih menjadi pemimpin organisasi tersebut. Selama masa kepemimpinan Bung Hatta, organisasi PI berkembang sangat pesat menjadi organisasi politik yang sangat disegani oleh kalangan pelajar.
Selain berpolitik, Bung Hatta merupakan sosok yang begitu lekat dalam dunia literasi. Semasa aktif dalam organisasi PI, beliau menulis di berbagai surat kabar diantaranya, Hindia Poetra, Neratja, Surat Kabar-PNI baru, dan Daoelat Ra'jat. Karya-karya Bung Hatta dalam bentuk buku berjumlah kurang lebih 69 judul. Bung Hatta juga menguasai beberapa bahasa asing seperti, Inggris, Jerman, Belanda, dan Perancis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H