Lihat ke Halaman Asli

Ibu

Diperbarui: 26 Juni 2015   10:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Ibu….

Hari ini bagiku adalah hari ibu (bukan tanggal 22 Desember)…
karena engkau begitu istimewa dalam rasa yang menembus ketergantunganku akan
kasih doamu.

Pagi ini di hari Selasa, aku tidak menganalogikan sebuah
kedewasaan. Kadang aku merasa “sesuatu” seperti anak-anak yang bergayut di gendongan
ibunya.

Seperti apapun, kematangan jiwa dibentuk. Seperti itu
pulalah aku belajar memahami, bagaimana kesendirian berteman sepi, dengan satu
harapan “kejayaan”

Ibu…, aku tidak tahu bagaimana seharusnya aku bias memahamimu
dengan fikiran sekaligus perasaan untuk menjaring matahari di sudut waktu, saat
lembab matamu menawarkan harga sebuah kehidupan

Ibu…, kemana langkahku pergi tak pernah terganti doamu. Ketulusanmu
membawaku ke langit impian

Kapan aku bersuah menjelajah harapanmu

Di pagi ini, aku bawakan sekuntum bunga doa dari kedalaman
rasa, untuk kesabaranmu di hari-hari sepi saat tiada siapa-siapa untuk bertukar
hati

Semoga Allah membeningkan air matamu di dalam kebahagiaan.
Ibu… semoga usiamu adalah keberkahan itu sendiri

Mawardi El-Razal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline