Lihat ke Halaman Asli

Mawardi

Mahasiswa Kurang kerjaan

Podcast KKN MIT 14 UIN Walisongo: Keagamaan di Masyarakat Dusun Digulan

Diperbarui: 24 Juli 2022   23:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Docpri Podcast kknmit14 pandean [youtube]

Magelang--Podcast kini memang sudah menjadi kegiatan informasi dan komunikasi dan sangat menguntungkan, bahkan hingga bisa menjadi sebuah pekerjaan yang memiliki potensi besar di era digital seperti saat ini. Banyak sekali orang melakukan kegiatan tersebut. Tak terkecuali mahasiswa UIN Walisongo Semarang yang sedang melaksanakan KKN MIT ke 14 tahun 2022 Di Desa Pandean Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang.

Kali ini adalah kegiatan podcast yang berlangsung di kediaman narasumber pada tanggal 16 Juli 2022 Pukul 20.30 WIB dengan Durasi kurang lebih 36  menit yang ditayangkan melalui channel youtube kknmit14 Pandean, menganai "keagamaan di masyarakat dusun digulan" yang berkolaborasi dengan tokoh agama masyarakat digulan desa pandean, dengan Narasumber Ustadz Muhammad Yusuf  salah satu tokoh agama disana , ngobrol santai bareng Mawardi Mahasiswa KKN MIT 14 Kelompok 26 UIN Walisongo Semarang.

Tujuan diadakan podcast ini untuk menjawab berbagai persoalan seputar keagamaan khususnya dusun digulan dan umumnya seluruh umat beragama.

Ustadz Muhammad yusuf selaku Narasumber berkata, "alhamdulillah disini ada tiga mushollah dan satu masjid yang hidup semua dalam 5 waktu sholat berjamaah,walaupun waktu nya menyesuaikan masyarakat disini. Mulai dari isya',subuh,dzuhur,ashar dan maghrib".

"kemudian kegiatan-kegiatan lainnya selain sholat berjamaah 5 waktu, ada kegiatan-kegiatan yang sifatnya menambah syiar untuk mendekatkan diri kepada allah swt yaitu ada yasinan,ada mujadahan,ada tawajuhan untuk jamaah ahlutthoriqoh," ungkap Ustadz Muhammad Yusuf.

Selain itu Ustadz Muhammad Yusuf juga mengatakan bahwa selain itu ada pada malam minggu, dimana diadakan pertemuan kelompok tani. tetapi isi dari pertemuan tersebut tetap tidak terlepas dari acara keagamaan seperti tahlil.

Beliau Ustadz Muhammad Yusuf, Menyampaikan terkait menjaga kerukunan antar umat beragam ialah haruslah mampu melihat diri kita sendiri,kemudian mampu melihat sang pencipta dan sadar bahwa kita semua sama nilainya dihadapan allah swt yang membedakan hanyalah tingkat ketakwa'an dan keimanan.

"Ketika berbicara kita harus tau diri,siapakah sebenarnya kita. Ketika kita bisa melihat diri kita sendiri,maka kita akan melihat sang pencipta,ketika kita bisa melihat sang pencipta,kita akan sadar bahwa kita diciptakan sama nilainya dihadapan Allah swt yang membedakan hanyalah tingkat ketaqwaaan dan keimanan kita" ucapnya.

Diakhir bincang santai pada podcast, beliau memiliki harapan-harapan terkait Islam yang rahmatallil alaamiin di tengah perbedaan yang disatukan oleh bhineka tunggal ika.

"Harapan saya tidak hanya kepada warga masyarakat warga digulan tapi kepada seluruh umat islam, kita menjalankan agama sebenar-benar nya. Jangan sampai agama itu menjadi beban, tapi agama memang suatu kebutuhan kita. Kita yang butuh agama, agama tidak butuh pada kita, tapi kita yang butuh agama. Ketika kita memang merasakan butuh kepada agama, maka insyaallah kita akan taat kepada Allah swt dengan ringan dan senang hati. Akan tetapi kalau merasa agama yang butuh kita. Wallahua'lam kemungkinan sulit kita melaksanakan agama itu sendiri". Ungkap Ustadz Muhammad Yusuf.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline