Lihat ke Halaman Asli

Bundaku Sayang, Bundaku Malang...

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pecah sudah gelas kristal di kastil sang permaisuri

Meninggalkan darah bercucuran tak terbendung

Mengapa tanganmu begitu lunglai wahai sang maharani

Patah semangat seakan tak bertulang

Kemana perginya ketegaran sang bunda

Lambang kehidupan segala mahluk

Lenyap hilang tak berbekas rasa

Kilauan cahaya pada matamu yang congkak

Anak-anakmu makan tak berlauk

Menangisi bunda yang menunggu ajal

Merisaukan hari esok yang tak berjarak

Apabila karangan bunga tegak berjejal

Apa salah ayah berpulang

Mengapa bunda tak merestui

Menikam belati di hati yang malang

Ajukan diri tuk menemui

Lihatlah kami yang masih terpampang

Ajukan diri tuk menemanimu hingga nanti

Azab sengsara kami kan tanggung

Lahirkan harap cemerlang esok kan tercapai

Bundaku sayang, bundaku malang

Jangan bunda bersusah hati

Jadikan kami tonggak penopang

Bersatu hati kami mengabdi




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline