Tidak berlebihan bila Surabaya dijuluki sebagai kota metropolitan kedua setelah Jakarta pasalnya kota yang menjadi tempat insiden 10 November 1945 itu memang dari segi kegemerlapan tidak kalah dengan Jakarta sebagai ibu kota negara.
Belum lama ini Surabaya menambah satu lagi koleksi fasilitas publik yang berupa jembatan keren di kawasan Wonokromo. Keberadaan jembatan yang diberi nama Jembatan Sawunggaling itu semakin mempercantik kota berlambang ikan sura (hiu) dan buaya itu.
Asal kata Sawunggaling
Kata Sawunggaling diadopsi dari nama seorang tokoh atau pahlawan rakyat Surabaya di masa lalu.
Menurut catatan sejarah, Raden Sawunggaling merupakan adipati Surabaya yang berani melawan Belanda.
Beliau hidup pada kurun waktu antara tahun 1600-1700 an. Kini kompleks makam beliau banyak diziarahi orang.
Baca juga : Keren, Pintu Air Anti Banjir Warisan Tentara Tar-tar
Sawunggaling seorang pahlawan yang unik. Nama asli beliau sebenarnya Joko Berek. Sedangkan Sawunggaling sendiri sebenarnya merupakan nama ayam jantan (jago) beliau. Sabung (mengadu) ayam jago menjadi kegemaran beliau sejak masih muda.
Konon berkat kegemarannya bermain adu ayam jago itulah yang mengantarkan beliau bertemu dengan Tumenggung Jayengrono atau ada yang menyebutnya Jengrana (baca Jengrono), seorang adipati pertama Surabaya yang tak lain adalah ayah kandungnya sendiri.
Jembatan Sawunggaling menghubungkan frontage road sisi barat Jalan Raya Wonokromo, dengan Jalan Gunungsari Surabaya.
Baca juga : Gaya Arsitektur Pintu Air Jagir pada Malam Hari