Virus Corona dikabarkan pertama kali mulai mengancam kesehatan manusia dari Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019. Virus yang kemudian oleh World Health Organization (WHO) diidentifikasi dengan nama Corona Virus Disease (Covid-19) itu akhirnya menyebar ke berbagai penjuru negara di dunia.
Di Indonesia, kasus Covid-19 mulai meledak pada sekitar Bulan Maret 2020. Kira-kira sebulan sebelum merebak Covid-19 di Indonesia, tepatnya tanggal 02 Februari 2020 saya mencoba mengasingkan diri sejenak jiahahaha ke pedalaman Gresik.
Bukit kapur Sekapuk
Jangan dibayangkan pedalaman Gresik sama atau mirip dengan pedalaman Afrika lho. Jelas berbeda donk. Yang dimaksud pedalaman di sini ialah ruangan goa-goa yang terbentuk akibat usaha eksploitasi bukit kapur.
Topografi Kabupaten Gresik memang berupa daerah perbukitan kapur yang gersang. Ada banyak bukit kapur di Gresik. Salah satunya bernama bukit kapur Sekapuk yang terletak di Desa Sekapuk, Ujung Pangkah, Gresik (Jatim).
Bukit kapur Sekapuk sebenarnya merupakan area pertambangan. Meski mungkin volume produksi tidak seperti saat pertama kali beroperasi namun sampai saat ini usaha pertambangan masih dilakukan orang.
Setelah usaha eksploitasi besar-besaran dihentikan, bukit kapur Sekapuk sempat dialihfungsikan menjadi tempat penimbunan sampah untuk kawasan sekitarnya pada kurun waktu tahun 2003 sampai 2017.
Masyarakat dan pemerintah Desa Sekapuk tidak pasrah bongkokan (diam begitu saja) dengan kawasan bekas tambang itu. Mereka mencoba berpikir "out of the box".
Atas inisiatif dan daya kreasi warga dan pemerintah desa maka disulaplah perbukitan bekas tambang seluas 5 hektar itu menjadi objek wisata bernuansa alam.
Objek wisata bernuansa alam dengan mengelola bekas tambang kapur itu kini menjadi bagian dari Badan Usaha Milik Pemerintah Desa (Bumdes) Sekapuk yang kemudian populer dengan nama Wisata Alam Setigi Gresik.
Kata SeTiGi merupakan singkatan dari Selo yang berarti batu, Tirta artinya air dan Giri berarti bukit atau perbukitan.