Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sidarta S.P.

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Tradisi Saling Memaafkan Ditanamkan Sejak Usia Dini

Diperbarui: 13 Mei 2021   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengenalkan sikap suka memaafkan sejak usia dini, sebuah ilustrasi (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Hari Raya Idul Fitri atau lebaran 1442 Hijriah tahun ini memang masih terasa beda. Sejak awal pemerintah memang melarang warganya untuk tidak mudik hal itu bertujuan untuk memutus mata rantai transmisi Covid-19. 

Berbagai upaya dilakukan, sampai melakukan patroli penyekatan pemudik di jalur laut karena jalur laut dinilai lemah pengawasan. 

Meski pemerintah sangat menghimbau agar warga tidak mudik, nyatanya di berbagai penjuru tanah air, warga masih nekad menerobos pos penyekatan hanya untuk pulang kampung (mudik). 

Sementara itu, nun jauh di sana, pasukan Israel tanpa henti melakukan serangan udara, tanpa belas kasih membombardir jalur Gaza akibatnya puluhan orang diberitakan tewas.  

Arti Idul Fitri, lebaran, minal aidin wal faizin, taqabbalallahu minna wa minkum 

Terlepas dari suasana lebaran yang masih diwarnai tindakan pelarangan tradisi mudik dan penindasan Israel atas Bangsa Palestina, sebagian umat Islam di Indonesia yang merayakan Idul Fitri tetap saja memelihara kebiasaan saling kunjung-mengunjungi dan pastinya bermaaf-maafan. 

Mungkin ini terasa klise, meski demikian saya coba tampilkan kembali arti idul fitri, lebaran, minal aidin wal faizin dan halal-bihalal. 

Idul fitri berasal dari kata idul dan fitri. Idul berarti kembali, sedangkan kata fitri/fitrah artinya suci. Jadi idul fitri bisa diartikan sebagai kembalinya kita kepada keadaan suci atau bebas dari segala dosa dan maksiat sehingga berada dalam keadaan suci (fitri/fitrah). 

Sementara, lebaran sebenarnya merupakan kata dalam Bahasa Jawa yang berasal dari kata dasar "lebar" (bukan lawan kata sempit) yang artinya : sudah selesai (Jawa = wis bar), maksudnya sudah selesai menunaikan ibadah puasa di bulan suci Ramadan sebulan penuh lamanya. 

Hari Raya Idul Fitri pastinya identik dengan kalimat minal aidin wal faizin yang artinya : "termasuk dari orang-orang yang kembali sebagai orang-orang yang menang". 

Minal aidin wal faizin yang diucapkan saat Idul Fitri hakekatnya merupakan doa dan harapan agar kita semua menjadi golongan orang yang kembali ke fitrah atau suci. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline