Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sidarta S.P.

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Mbak Ani: "Depan Bisa, Belakang juga Bisa"

Diperbarui: 21 April 2021   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mbak Ani melayani pembeli (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Lika-liku hidup anak manusia bak ferris wheel yang berputar. Kadang di atas, kadang pula di bawah. Tidak mungkin di atas terus atau sebaliknya di bawah terus. 

Ada suka dan ada pula duka, keduanya bak energi "Yin-Yang" yang saling berinteraksi menemani perjalanan hidup manusia. 

Adalah Mbak Ani, demikian warga kompleks perumahan kami biasa menyapa beliau. Bulan Ramadan dimana sebagian umat Islam berkewajiban menunaikan ibadah puasa, ternyata bukan menjadi penghalang bagi Mbak Ani untuk terus berjuang menjajakan jamu gendongnya. 

Menurutnya, profesi berjualan jamu gendong itu telah dilakoninya sejak puluhan tahun silam. 

Menjemput rizki, dengan sabar dan telaten menggendong botol-botol jamunya (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Ketika para penjual jamu gendong mulai beralih profesi sehingga semakin berkurang jumlahnya alias semakin langka atau tetap bertahan namun mengganti cara penjualannya dengan menggunakan gerobak dorong, sepeda ontel, sepeda motor, gerobak bermotor roda tiga atau bahkan mobil pick up, Mbak Ani malah memilih bertahan dengan tekun berjalan kaki menggendong botol-botol jamunya. 

Ketika ditanya, "apa enggak capek dan berat?" "Jelas capek lha om", balasnya sambil menyeka peluh yang mulai menetes di pelipis wajahnya akibat berjalan jauh dan beratnya beban keranjang jamu yang digendongnya. 

Jamu untuk berbuka ya bu (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Dengan berjualan jamu gendong, Mbak Ani bisa menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya. 

Mbak Ani telah memilih memosisikan dirinya, "di depan bisa dan di belakangpun bisa", maksudnya ketika berada di depan beliau sanggup menjadi tiang ekonomi keluarga. Menggantikan peran suaminya dalam menjemput rizki. 

Mbak Anipun bisa di belakang. Istilah Jawanya "konco ing wingking" (teman di belakang), perempuan yang hanya berkecimpung di urusan dapur dan rumah tangga saja. 

Beliau tetap tidak menghilangkan kodratnya sebagai istri dan tanggung-jawabnya sebagai ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. 

Jamu gendong tetap disukai berbagai kalangan, termasuk anak-anak (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Apa yang ditekuni Mbak Ani ini patut kita acungi jempol. Pertama, beliau merupakan salah satu sosok wanita tangguh yang dengan sabar dan telaten menjajakan jamu gendong untuk menjemput rizki demi anak dan keluarganya. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline