Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sidarta S.P.

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Lebih Baik di Sini, Rumah Kita Sendiri

Diperbarui: 1 April 2021   03:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rumah dari bahan kayu jati (Dokumentasi Mawan Sidarta)

Bagi sebagian orang terutama yang sudah berkeluarga, rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan utama dan pertama yang harus didahulukan ketimbang kebutuhan lainnya seperti mobil dan barang-barang mewah lainnya. 

Ketika impian untuk memiliki rumah sudah terwujud (menjadi kenyataan) orang tidak lantas puas sampai di situ saja. Kemudian dirailah impian berikutnya antara lain bagaimana mewujudkan desain (rancang bangun) rumah sesuai idaman (dambaan). 

Tentu akan  menjadi kepuasan dan kebanggaan tersendiri apabila bisa mewujudkan desain rumah sesuai impian. Berbicara seputar rumah mengingatkan saya akan lagu "Rumah Kita" yang pernah disenandungkan dan dipopulerkan oleh "Ahmad Godbless Albar" itu. 

Berikut sebagian nukilan liriknya : 

Hanya bilik bambu tempat tinggal kita..tanpa hiasan, tanpa lukisan...
Lebih baik di sini, rumah kita sendiri Segala nikmat dan anugerah Yang Kuasa. Semuanya ada di sini Rumah kita... 

Bagi para penghuninya, sesederhana apapun kondisi (kualitas bangunan) rumah bahkan meski jauh dari kata layak sekalipun yang penting rumah itu milik sendiri. 

Rumah tadi yang penting bersih, tidak bocor jika terkena guyuran air hujan, tidak lembab, ada sarana mandi, cuci dan kakus (MCK), ada air bersih apakah itu sumber air dari instalasi PDAM atau sumur bor atau sumur gali, sirkulasi udara bagus, bebas banjir serta ada pencahayaan (cahaya pagi bisa masuk). 

Rumah yang sederhana itu tadi bisa untuk bernaung, beristirahat dan beraktivitas positif lainnya. Hati terasa tentram dan tidurpun bisa nyenyak. 

"Rumahku Istanaku" sebuah ungkapan yang menggambarkan betapa rumah bagaimanapun kondisinya bak istana bagi para penghuni (pemilik) nya. 

Penghuni rumah memosisikan dirinya secara psikis seolah-olah bertempat tinggal di dalam istana yang nota bene penuh dengan kenyamanan dan hal yang indah-indah. Meski pada kenyataannya rumah tempat tinggal dan bernaung tadi hanyalah rumah biasa. 

Pemilik rumah seolah menjadi raja di istana. Berkuasa dan berhak penuh mengatur segalanya termasuk menentukan seperti apa rancang bangun rumah yang ditinggali dan bagaimana pula cara merawatnya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline