Kalau Banjarmasin di Kalimantan Selatan dijuluki sebagai Kota Seribu Sungai karena banyak kita temukan sungai di sana baik yang berukuran besar maupun kecil. Sementara, Pulau Dewata Bali berjuluk Pulau Seribu Pantai karena jumlah pantainya yang sangat banyak, baik yang berpotensi sebagai objek wisata maupun pantai biasa.
Lalu apa julukan yang tepat untuk kota Malang. Bagaimana kalau kita juluki saja sebagai Kota Seribu Objek Wisata mengingat di kota berhawa sejuk itu banyak sekali kita temukan tempat keren yang disulap menjadi destinasi wisata, mulai dari perkampungan warga hingga gunung lengkap dengan air terjunnya yang memukau.
Bicara soal perkampungan warga yang kini dipoles menjadi objek wisata unik atau istilah kerennya kampung tematik, ternyata di kota asal klub sepak bola Arema itu juga ada lho. Kota Malang memiliki banyak kampung tematik, salah satunya Kampung Tri Di yang ada di Jalan Temanggungan Ledok RT 1-4 RW 12, Kelurahan Ksatrian, Kecamatan Blimbing, Malang (Jawa Timur).
Apa itu Kampung Tri Di? Tri Di atau 3 D yang dimaksud ialah Tri berarti tiga sedangkan huruf D singkatan dari kata dimensi. Jadi Kampung Tri Di sebenarnya merupakan perkampungan warga biasa yang kemudian digambari (dicat) berwarna-warni dengan aneka gambar yang bernuansa tiga dimensi. Persis di sebelahnya, dihubungkan dengan jembatan kaca terdapat kampung tematik lainnya yang dinamakan Kampung Warna Jodipan.
Dua tahun silam saya mengunjungi Kampung Tri Di ini, ketika pandemi belum merebak seperti sekarang ini. Akibat pandemi Covid-19, semua objek wisata di Malang ditutup sementara mulai Maret hingga September 2020 tak terkecuali kampung tematik Tri Di dan Kampung Warna Jodipan.
Ini catatan saya yang belum sempat saya publish, informasi saya gali dari salah seorang warga setempat, Mat Brewok namanya.
Seperti namanya, dinding rumah warga, genteng dan jalanan di Kampung Tri Di dihiasi dengan gambar-gambar keren tiga dimensi. Tak hanya dicat beraneka warna tapi juga dihiasi dengan ornamen lain seperti payung berwarna-warni yang ditempatkan di berbagai sudut kampung yang sebelumnya bernama Kampung Pelangi itu. Banyak wisatawan lokal maupun asing tertarik mendatangi kampung yang kini dijadikan objek wisata meriah sekaligus kebanggaan warga Malang itu.
"Sedikitnya dalam sehari pengunjung bisa mencapai 2500 orang" terang Mat Brewok (51 tahun). Lebih lanjut pria berbadan gempal dan brewokan itu menjelaskan kalau pada hari libur pengunjung bisa membludak sehingga Kampung Tri Di penuh sesak dengan para pengunjung.
Menurut keterangan lelaki asli Kelurahan Ksatrian yang sudah berputra dua itu, Kampung Tri Di sudah pernah dijadikan tempat syuting film berjudul Yo Wis Band (dua episode) yang dibintangi oleh Bayu Skak.
Kampung Tri Di sebelumnya merupakan perkampungan padat penduduk yang ada di tepian Sungai Brantas. Ada sekitar 200 kepala keluarga yang menghuni perkampungan ini. Sebelum ngehits seperti sekarang ini, Kampung Warna Jodipan yang terlebih dulu ngetop, dua tahun kemudian baru Kampung Tri Di yang melambungkan namanya.
Namanya juga kampung, sudah pasti model atau bentuk rumah-rumah warganya sederhana dan saling berdekatan. Jalan yang dilewati juga tidak terlalu lebar. Namun semenjak kehadiran para mahasiswa yang ber KKN (Kuliah Kerja Nyata) di kampung itu, tak seberapa lama wajah kampung mulai berubah drastis.
Para mahasiswa dan warga kampung bekerja sama dengan pabrik cat Decofresh berhasil menyulap permukiman warga yang tadinya kurang menarik dan terkesan kumuh itu menjadi sebuah perkampungan tematik yang lebih dikenal oleh masyarakat luas dan warganyapun bisa meningkatkan penghasilan melalui kunjungan para wisatawan.
Pada tahap awal bantuan berupa cat sebanyak 5,5 tonton dan tukang ditanggung pabrik cat Decofresh sementara para warga kampung menyiapkan berbagai keperluan lain seperti makanan dan minuman untuk para pekerja. Menurut Mat Brewok, pengerjaan Kampung Tri Di berjalan selama 5 bulan.