Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sidarta S.P.

TERVERIFIKASI

Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Penasaran dengan Sensasi "Sego Pecel Sambel Tumpang"

Diperbarui: 30 Januari 2019   20:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sego pecel sambel tumpang, tanda panah hitam merupakan krupuk vuli nya (dok.pri)

Apa sih istimewanya makanan daerah yang bernama nasi (sego) pecel itu bila dibandingkan dengan steak, hamburger dan beragam makanan moderen lainnya. Bahkan bagi sebagian masyarakat Jawa (Jatim dan Jateng) sendiri nasi pecel sering menjadi bahan ledekan (ejekan) karena mungkin saking seringnya menjadikan nasi pecel sebagai menu santapan sehari-hari.

"Mosok mangan sego pecel terus rek, mbok yao skali-skali steak (masak makan nasi pecel terus, sekali-sekali makan steak /daging, red) begitu kira-kira kelakar yang sempat terlontar.

Nasi pecel seolah dianggap remeh oleh sebagian kalangan. Makanan itu hanya pantas dikonsumsi oleh para tukang becak, sopir angkot, pengendara ojek, buruh pabrik dan kalangan masyarakat bawah lainnya.

Nyatanya memang makanan dipatok dengan harga meriah yaitu sekitar lima ribuan walaupun ada juga sih nasi pecel yang harganya lima belas ribu ke atas tergantung dari tambahan lauk yang melengkapi nasi pecel itu.

Terlepas dari berbagai asumsi masyarakat tentang nasi pecel yang pasti saya termasuk yang doyan kuliner itu meski tak terlalu ngefans banget. Saya mengonsumsi nasi pecel terutama untuk menu sarapan di pagi hari. Di manapun kalau kebetulan sedang melakukan perjalanan agak jauh biasanya kami mlipir mencari lapak (warung) nasi pecel untuk menambah energi yang mulai mengendur sambil beristirahat sejenak.

Beberapa daerah di Jawa sangat terkenal dengan kuliner pecelnya seperti Kota Cepu, Madiun, Solo, dan Ponorogo namun pecel dari kota-kota tadi bisa dengan mudah kita temukan di daerah lain. Salah satunya ialah Nasi Pecel Sambel Tumpang yang kabarnya asli Kota Solo itu. 

Saat kami melintas di kawasan Desa Suko, Sidoarjo setelah melakukan perjalanan dari Kota Batu, Malang usai subuh, kami penasaran dengan lapak nasi pecel yang dikerubuti banyak pembeli.

Apalagi di salah satu sudut lapak terpampang spanduk bertuliskan Sego Pecel Sambel Tumpang. Sambil beristirahat di pagi itu kami mencoba sensasi sego atau nasi pecel lengkap dengan sambel  tumpangnya. 

Kondisi perut yang mulai lapar dan sambel tumpang yang mengundang rasa penasaran menjadi daya pendorong yang menerbitkan selera makan kami. 

Kami sering mendengar istilah sambel tumpang namun nyaris tak tergerak untuk mencicipi sensasinya, pikir kami apalah istimewanya sambel, di mana-mana rasanya kurang lebih sama yaitu pedas.

Baru beberapa waktu lalu, saat mampir di kawasan Suko, Sidoarjo kami tergerak untuk mencobanya. Bersama istri dan putri semata wayang kami, sego pecel sambel tumpang kami sikat habis dengan lahapnya. Sambel tumpangnya ternyata mak nyos, tidak seperti sambel-sambel pada umumnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline