Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sidarta S.P.

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Menanami Halaman (Pagar) Rumah dengan Buah Naga

Diperbarui: 27 Januari 2019   06:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunga buah naga yang merekah (dok.pri)

Buah-buahan tertentu seperti durian, nangka dan buah naga yang dulu hanya mungkin ditanam (dibudidayakan) pada lahan khusus yang membutuhkan ukuran luas, kini sudah banyak orang menanamnya di halaman rumahnya yang boleh dikata tidak begitu luas alias sempit. Bahkan buah naga bisa disulap menjadi tanaman pagar yang tetap bisa menghasilkan buah normal seperti halnya kalau diusahakan di lahan khusus.

Pagar rumah masyarakat pedesaan biasanya ditanami beluntas atau tanaman pagar lainnya. Pagar bagi penduduk pedesaan bukan hanya menjadi pembatas atau pelindung halaman depan rumah mereka namun juga menjadi pembatas satu rumah dengan rumah warga desa (tetangga) di sebelahnya.

Mengisi pagar yang berbatasan dengan irigasi sawah (dok.pri)

Mungkin kurang begitu populer bila sebagai pengisi pagar digunakan tanaman buah naga. Terlepas apakah tanaman buah naga tepat atau tidak untuk dirambatkan di pagar nyatanya  masyarakat sekarang sudah semakin kreatif lagipula buah yang berjuluk the dragon fruit itu mudah ditumbuh-kembangkan dan kaya akan manfaat.

Buah naga sebagai tanaman pagar 

Bisa ditanam sebagai tanaman hias dalam pot (dok.pri)

Tanaman buah naga merupakan jenis tanaman yang sepintas mirip dengan kaktus. Kabarnya berasal dari Amerika selatan dan tengah juga Meksiko yang kita ketahui sebagai kawasan kering (panas).

Dulu kita menganggap tanaman yang bentuk buahnya unik dan warna kulit serta daging buahnya ada beberapa macam itu hanya bisa tumbuh dan berbuah normal di lahan terbuka (dekat pantai) yang mendapatkan cukup sinar matahari. 

Di dataran tinggi Kota Jember tepatnya di kawasan Rembangan, Lawang (Malang) Jawa Timur banyak kita temukan orang membudidayakan buah naga. Mungkin karena sudah mengalami proses domestikasi dan adaptasi selama bertahun-tahun sehingga buah nagapun bisa tumbuh dan berbuah normal meski dibudidayakan di lahan yang tidak seperti lingkungan tumbuh aslinya di wilayah Meksiko yang kita kenal sebagai daerah gersang dan panas.

Kuncup bunga (dok.pri)

Ada beberapa varietas buah naga berdasarkan warna kulit dan daging buahnya yaitu Hylocereus udatus (daging buah putih), Hylocereus polyhizus (daging buah merah), Hylocereus costaricensis ( daging buah super merah), Selenicereus megalanthus (kulit kuning tanpa sisik). Namun yang sering kita temukan di pasaran ialah buah naga dengan daging buah berwarna putih, merah dan ungu.

Sebagai tanaman yang dirambatkan di pagar, jenis tanaman ini mungkin tidak memerlukan teknik budidaya khusus. Pemupukan bisa dijarangkan atau bahkan tidak diperlukan sama sekali karena tanah-tanah di pedesaan (dekat wilayah persawahan) sudah kaya akan zat hara alias subur sehingga ungkapan "tanah kita tanah surga" mungkin tidak terlalu berlebihan. Tanaman buah naga juga relatif tahan terhadap serangan hama dan penyakit. 

Yang penting pagar (dari bambu) yang dibuat haruslah kokoh sehingga tidak mudah roboh karena pesatnya pertumbuhan sulur-sulur (batang) buah naga yang menjuntai ke sana kemari.

Jadi kalau pada teknik budidaya yang sesungguhnya membutuhkan para-para (Jawa = anjang-anjang / tempat panjat) dengan bahan dari tiang coran semen dan besi yang bisa dipastikan menbutuhkan bajet tidak sedikit maka pada teknik bercocok tanam buah naga dengan sistem tanaman pagar atau yang ditumbuh-kembangkan dalam drum bekas diharapkan akan menekan biaya yang mahal tadi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline