Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sidarta S.P.

TERVERIFIKASI

Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Rujak Uleg, Kuliner Unik yang Menjadi "Magnet" Wisatawan

Diperbarui: 3 November 2018   17:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rujak Uleg yang menggugah selera (dok.pri)

Kalau sudah ngomongin rujak nih, yang namanya air liur ini jadi kemecer he..he... Kita patut bersyukur dan berbangga hati, Indonesia yang kaya raya dan beragam ini di mana berjajar puluhan ribu pulau dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote itu ternyata juga memiliki beragam kuliner rujak (1). 

Rujak buah misalnya, setiap daerah di Indonesia mempunyai istilah atau nama sendiri-sendiri. Kalau di Jawa Timur khususnya di daerah Surabaya dan sekitarnya dikenal nama rujak manis (2). 

Rujak manis dibuat dari irisan beraneka macam buah segar dengan tambahan gula merah (gula Jawa) cair  yang dibumbui khusus. Kadang ke dalam gula cair berbumbu tadi juga ditambahkan serpihan kacang goreng. Ada juga sejenis rujak manis namun buahnya tidak dipotong-potong melainkan dirajang atau dipasrah dengan tambahan air, rujak ini dinamakan Rujak Pasrah. Akan lebih nikmat bila disajikan dengan tambahan bongkahan es batu sehingga menjadi es rujak pasrah yang lebih segar. 

Rujak manis ala Ambon, Maluku dikenal dengan sebutan Rujak Natsepa karena menjadi kuliner khas Pantai Natsepa, Ambon-Maluku. Uniknya lagi di dalam rujak natsepa selain menggunakan irisan beragam buah juga disertai potongan ubi jalar (ketela rambat)(3).  

Kuliner rujak manis mungkin sudah terlalu umum. Tidak hanya Surabaya, daerah-daerah lain di Jawa Timur dan pulau-pulau lain di Indonesia juga sangat mengenal kuliner tadi. Bahkan beberapa negara tetangga kita seperti Malaysia dan Singapura juga familiar dengan kuliner yang umumnya berbahan baku buah itu.

Lebih dekat dengan Rujak Uleg (dok.pri)

Rujak Uleg dan proses pembuatannya

Rujak manis di Kota Surabaya mungkin sudah biasa terdengar di telinga kita. Yang lebih mentradisi di Surabaya justru Rujak Uleg namanya.  Dikatakan rujak uleg karena bumbu-bumbunya seperti cabe (lombok), terasi, garam, bawang putih, pisang klutuk dan lainnya digerus atau diuleg dalam sebuah wadah cobek berukuran cukup besar dengan menggunakan alat ulegan dari bahan kayu atau batu. Lalu ditambahkan bahan-bahan lain seperti petis, kacang tanah, gula merah, asam dan air secukupnya.

Kacang dan cabe sebelum diuleg (dok.pri)

Ditambahkan pasrahan pisang klutuk agar bumbu terasa sedap (dok.pri)

Ditambahkan petis dan air secukupnya (dok.pri)

Bumbu diuleg sampai merata (dok.pri)

Bumbu dimasukkan ke dalam sayuran, buah-buahan, irisan tahu dan tempe atau kikil dan cingur (dok.pri)

Selera penikmat rujak uleg itu tidak sama sehingga rujak uleg tadi disajikan dengan dua rasa yang berbeda. Ada rujak uleg matengan dan biasa (klatakan). Rujak uleg matengan menggunakan sayuran yang sudah direbus terlebih dulu atau dikenal dengan istilah kulupan

Biasanya kulupan menggunakan kangkung, kecambah dan bendoyo yakni buah krai yang direbus terlebih dulu. Dan ditambahkan irisan lontong nasi, kikil atau cingur, tempe, tahu dan pastinya bumbu petis yang menggugah selera. 

Sementara rujak uleg biasa hanya menggunakan irisan buah-buahan segar (klatakan) seperti bengkoang, nanas, mangga muda, pepaya mengkal dan belimbing plus cingur atau kikil, tahu-tempe dan bumbu petis.

Rujak uleg yang disajikan dengan tambahan potongan cingur (mulut/moncong) sapi dinamakan rujak cingur. Bumbu rujak cingur sebenarnya juga sama dengan rujak uleg yang merupakan kuliner tradisional kota buaya Surabaya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline