Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sidarta S.P.

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Sempat "Deg-degan", Akhirnya Si Kecil Bisa Sekolah Negeri

Diperbarui: 3 Juli 2018   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Melihat pengumuman apakah diterima di SMAN (dok.pri)

Seminggu belakangan ini sebagian orang tua (tak terkecuali saya) disibukkan oleh kegiatan mendaftarkan putra-putri mereka yang akan melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) negeri.

Pengakuan sebagian orang tua siswa yang pernah saya dengar, baik SMP maupun SMA negeri kini membutuhkan biaya (uang daftar ulang, uang spp, uang gedung dan lainnya) yang kurang lebih sama besar (mahal) nya dengan biaya memasukkan anak-anak mereka ke SMP atau SMA swasta.

Sekolah Negeri Masih Jadi Incaran

Meski demikian harus diakui, sekolah negeri masih menjadi incaran sebagian anak-anak kita meski dewasa ini sebagian orang tua siswa dan siswa itu sendiri telah mengetahui kalau sebagian sekolah swasta juga memiliki kualitas yang kurang lebih sama bagusnya dengan sekolah-sekolah negeri.

Mengingat ada sebagian sekolah swasta yang berkualitas (bagus) layaknya sekolah negeri (status disamakan / terakreditasi A), di sisi lain ada sebagian sekolah negeri yang terkesan mahal gegara berbagai pungutan yang memberatkan siswa dan orang tuanya. 

Tak pelak lagi meski Nilai EBTANAS Murni (NEM) nya bagus dan memungkinkan untuk diterima di sekolah negeri namun sebagian siswa-siswi tadi (atas saran orang tuanya) lebih memilih memasuki sekolah swasta yang memiliki kualitas lumayan sampai bagus toh biayanya sama saja dengan sekolah negeri. 

Biasanya sebagian orang tua juga menyarankan agar anaknya belajar saja di sekolah yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Selain agar hemat biaya transportasi juga tidak melelahkan. Kecuali memang di daerah terpencil di mana sekolah-sekolah itu berada cukup jauh dari pemukiman warga.

Ada juga sebagian orang tua murid bahkan murid itu sendiri meski NEMnya memungkinkan untuk bisa diterima di SMA negeri bahkan yang favorit sekalipun namun sang murid (atas saran orang tuanya) tadi lebih memilih melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK, dulu SMEA atau STM) dengan alasan agar siap bekerja.

Dag Dig Dug Ketika Memantau PPDB Online 

Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk SMA dan SMK negeri secara online untuk wilayah Jawa Timur usai dilakukan beberapa waktu lalu (25 - 28 Juni 2018) dan pengumumannya tanggal 29 Juni sekaligus kesempatan untuk melakukan pendaftaran ulang hingga 30 Juni 2018.

Semula saya mengira putri semata wayang kami nggak bakalan diterima di SMA negeri (SMAN) karena NEMnya yang pas-pasan. Bahkan jauh-jauh hari kami sudah mencarikan sekolah alternatif kalau Si Kecil tidak diterima di SMAN.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline