Berkesempatan menghadiri acara berbuka puasa bersama (bukber) yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah, perusahaan swasta atau bahkan hotel berbintang tentu menimbulkan kegairahan tersendiri.
Makanan dan minuman yang disediakan oleh panitia penyelenggara hampir bisa dipastikan sangat beragam dan rasanyapun enak.
Kadang bagi sebagian orang menu makanan tertentu dianggap wah dan favorit namun nyatanya bagian sebagian orang lainnya justru dijauhi atau dianggap pantangan.
Untuk itu setiap orang yang akan berbuka puasa harus lebih selektif memilih makanan atau minuman dan menyesuaikan dengan kondisi kesehatannya. Kecuali bagi mereka yang memang tidak ada pantangan terhadap jenis makanan atau minuman tertentu.
Selain menu makanan utama kadang dalam acara bukber panitia juga menyediakan makanan ringan (cemilan) berupa kue (snack), kacang tanah juga kacang mede.
Cemilan berupa kacang tanah atau mede mungkin sudah terlalu populer. Meski harga perkilo kedua jenis biji-bijian itu cukup mahal toh bagi pihak penyelenggara acara bukber tetap tidak keberatan untuk menyediakannya. Terutama kacang tanah masih dianggap momok bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit asam urat.
Ada beberapa jenis biji-bijian yang mungkin jarang terlihat saat acara bukber atau sengaja tidak disediakan oleh penyelenggara dengan alasan nggak keren alias ndesani diantaranya : kuwaci, trembesi dan kedawung.
Kuwaci awalnya dibuat orang dari biji semangka yang berwarna hitam itu, mungkin lantaran ukurannya yang terlalu kecil dan sulit untuk mengonsumsinya sehingga jarang diproduksi. Kemudian dibuatlah kuwaci dari biji labuh (Jawa = waluh) yang berukuran lebih besar dan berwarna putih.
Dalam perkembangan selanjutnya, kuwaci diproduksi secara besar-besaran dengan bahan baku berasal dari biji bunga matahari (sun flower).
Lain lagi dengan trembesi dan kedawung. Kedua jenis biji-bijian ini mulai jarang ditemukan (langka). Biji kedawung ukurannya lebih besar ketimbang biji trembesi.
Trembesi dan kedawung dipercaya sebagian orang mampu mengatasi masalah perut seperti nyeri lambung dan peradangan pada saluran pencernaan. Biji trembesi memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Orang-orang tua dulu sering memanfaatkan biji trembesi untuk jamu perut kembung.