Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sidarta S.P.

TERVERIFIKASI

Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan, Kreator sampah plastik

Hidupi Keluarga dengan Berburu Cuncum

Diperbarui: 4 April 2017   16:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ini dia "cuncum" atau siput air payau itu"][/caption]

Hasil laut atau tambak berupa kepiting, cumi-cumi, udang dan rajungan mungkin sudah biasa kita dengar, lihat atau nikmati. Tapi bagaimana dengan hewan “cuncum”, sejenis siput yang biasa hidup di tambak atau air payau?

Desa (pulau) Mengare, Bungah-Gresik-Jawa Timur yang saya kunjungi beberapa waktu yang lalu itu (21/09/2015) memilki potensi yang luar biasa dalam usaha pertambakan.

Umumnya para pemilik tambak di desa itu lebih suka membudidayakan ikan bandeng ketimbang jenis ikan lainnya. Menurut berita yang beredar, ikan bandeng hasil budidaya tambak warga Desa Mengare kualitasnya lebih bagus daripada daerah lain seperti Yuwana (Jawa Tengah) atau Prasung, Sidoarjo (Jawa Timur).

[caption caption="Memecahkan cangkang-cangkang siput air untuk diambil dagingnya"]

[/caption]

Pendapat itu diiyakan oleh Khoiriyah (60 tahun), salah seorang warga asli Desa Mengare yang saya jumpai saat mengunjungi Benteng Lodwijk.

Perempuan tua yang sehari-harinya menjadi penjaga tambak itu membenarkan kalau ikan bandeng dari desanya sangat disukai masyarakat luas. Bahkan menurut ceritanya dulu pernah ada seorang wisatawan asal Malaysia yang kebetulan singgah di Mengare.

Sang turis sangat tertarik dengan adat istiadat desa itu. Suatu ketika ia tertarik untuk memborong habis ikan bandeng hasil budidaya tambak Mengare. Katanya untuk oleh-oleh keluarganya yang ada di Malaysia.

Siang itu, di dekat pematang sebuah tambak ia terlihat sibuk. Khoiriyahlah sosok yang saya jumpai sebelum melakukan penyusuran ke Benteng Lodwijk.

[caption caption="Saya pesan cuncumnya bu untuk lauk makan di rumah"]

[/caption]

“Sedang apa bu” tanya saya pada perempuan itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline