Warga Sidoarjo patut berbangga hati karena di kotanya berdiri sebuah pasar yang bukan saja menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari secara lengkap tapi juga yang terbesar di Indonesia. Pasar Induk Puspa Agro namanya. Pasar induk yang terletak di kawasan Jemundo, Taman-Sidoarjo-Jawa Timur ini dibangun di atas tanah seluas 50 hektar. Wow bisa dibayangkan kalau pasar ini benar-benar “induknya” pasar di Indonesia.
[caption id="attachment_302620" align="aligncenter" width="500" caption="Rusunawa di Puspa Agro Sidoarjo-Jawa Timur"][/caption]
Di dalam Pasar Induk Puspa Agro ini kita temukan juga pergudangan, gedung pertemuan petani (serba guna), balai lelang, apartemen sederhana, jembatan timbang, perkantoran, restoran dan pujasera. Area parkirnya juga sangat luas,mampu menampung 1500truk dan 500 mobil pick up. Pemprop Jatim tak tanggung-tanggung mengeluarkan anggaran sebesar 500 miliar lebih untuk pembangunan pasar ini.
[caption id="attachment_302619" align="aligncenter" width="500" caption="Rusunawa Puspa Agro terlihat lebih dekat"]
[/caption]
Jika memperhatikan namanya bisa dipahami bila didirikannya pasar ini bertujuan untuk mengembangkan industri pertanian (agro) yang berbasis pedesaan. Dengan berdirinya pasar ini diharapkan mampu memanfaatkan sumber daya pertanian dan aktivitas perekonomian di pedesaan secara optimal. Sehingga tujuan akhir pembangunan ekonomi pertanian berkelanjutan akan tercapai. Barangkali yang membedakan pasar induk ini dengan pasar-pasar lainnya ialah selain sebagai induknya pasar yang menyediakan berbagai bahan pertanian (sayur, buah, daging, ikan, beras dan kebutuhan lain) secara lengkap,pasar ini bisa menjadi sarana pendidikan dan wisata belanja agro.
[caption id="attachment_302621" align="aligncenter" width="500" caption="Rusunawa Puspa Agro dari kejauhan"]
[/caption] Saya sekeluarga termasuk yang cukup sering menyambangi pasar induk ini. Selain untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, juga untuk refreshing karena di Minggu pagi biasanya ada kegiatan senam pagi dan permainan anak-anak yang cukup ramai. Biasanya ada kolam renang dadakan, sepeda gowes dan para pedagang kaki lima di pintu masuk pasar induk. [caption id="attachment_302622" align="aligncenter" width="500" caption="Taman bunga mempercantik Rusunawa"]
[/caption] Pernah juga kami berkunjung ke pasar ini pada hari-hari biasa, wah betapa terkejutnya kami melihat pasar yang dibangun dengan biaya yang tak sedikit itu terlihat sangat sepi, bak pasar mati saja. Seorang pemilik lapak yang sempat saya temui mengatakan kalau kesibukan di pasar ini hanya terlihat pada sore hari karena pada saat itu proses bongkar muat barang kebutuhan berlangsung. Juga pada Sabtu malam dan Minggu pagi. Belakangan menurut pengakuan beberapa saudara yang sering berbelanja ke sana pasar induk terlihat makin sepi saja. [caption id="attachment_302623" align="aligncenter" width="500" caption="Taman bunga lavender mempercantik rusun ini"]
[/caption] Meski sepi pengunjung namun ada satu hal yang menarik di Pasar Induk Puspa Agro ini, yakni keberadaan Rumah Susun Sewa Sederhana (Rusunawa). Bangunan gedungnya yang mentereng harus diakui menambah pesona Pasar Induk Puspa Agro yang belakangan (maaf) dikatakan “merana” itu. Puspa Agro sendiri sebenarnya sudah memiliki bangunan-bangunan berukuran besar. Masing-masing komoditas ditempatkan pada satu gedung khusus. [caption id="attachment_302624" align="aligncenter" width="500" caption="Rusunawa Puspa Agro gak kalah dengan hotel"]
[/caption] Dari beberapa view,Rusunawa Puspa Agro memang terlihat cantik menurut saya. Beberapa kali saya dan keluarga mencoba mengunjungi rusun (rumah susun) ini. Sekedar ingin tahu keadaan di dalamnya yang konon diberitakan sangat layak untuk dihuni itu. Namun pihak security tidak mengijinkan kami untuk memasuki rusun itu. Setelah sekian lama tidak ke sana, kemarin (16 Nov 2013) saat kami berbelanja sayur dan buah-buahan yang kini harganya sudah selangit itu. [caption id="attachment_302625" align="aligncenter" width="500" caption="Rusun murah tapi keren di Puspa Agro Sidoarjo"]
[/caption] Kami coba iseng-iseng mau masuk ke rusun itu dengan alasan mencari kamar kosong untuk kami sendiri. Ternyata pihak security tetap dengan ketusnya melarang setiap pengunjung termasuk kami kecuali penghuni rusun itu. Pikir kami dalam hati, rusun ini bukan saja anti banjir, anti macet, anti maling tapi juga anti pengunjung (wisatawan). Padahal maksud didirikannya Puspa Agro dan semua komponen yang ada di dalamnya termasuk keberadaan Rusunawa itu harusnya menjadi aset wisata belanja agro di pasar ini selain pusat belanja dan sarana pendidikan. [caption id="attachment_302626" align="aligncenter" width="500" caption="Halaman parkir yang sangat luas di depan rusun"]
[/caption] Kami kembali ke rumah dengan perasaan kecewa. Meski demikian saya tidak menyerah dan mencoba melakukan beberapa penelusuran. Dari situ saya tahu kalau Rusunawa sebenarnya dibangun oleh Pemprop Jatim khusus untuk para pemilik lapak di lingkungan Puspa Agro dan masyarakat sekitar (menengah ke bawah) yang benar-benar membutuhkan tempat tinggal. Uniknya para pedagang di Puspa Agro lebih memilih tidur di lapak-lapak mereka sendiri ketimbang di rusun keren Puspa Agro. Alasannya karena pendapatan mereka dari berjualan di Puspa Agro itu minim sekali. Karena sepinya pembeli di pasar induk ini. Dengan menyewa Rusunawa berarti menambah beban budget setiap bulannya dan itu dirasakan berat. [caption id="attachment_302628" align="aligncenter" width="500" caption="Rusunawa Puspa Agro Sidoarjo lebih dekat lagi"]
[/caption] Setiap penyewa berhak mendapatkan 1 kamar tidur, kamar mandi di dalam, ada dapur dan ruang tamu. Tarifnya tergolong murah berkisar 200 hingga 400 ribu rupiah sebulannya. Di Rusunawa Puspa Agro ada ratusan kamar dari 4 gedung yang sudah tersedia. Dari ratusan kamar yang ada itu ternyata masih banyak yang belum dihuni. Mungkin diantara Anda atau para kompasianer ada yang tertarik untuk membooking kamarnya silahkan saja. Dari pada menyewa hotel tarifnya mahal mending ngontrak di Rusunawa sambil menyepi dan memandangi pesona pasar induk yang kian sepi itu. [caption id="attachment_302630" align="aligncenter" width="500" caption="Ada terminal kendaraan di rusun ini"]
[/caption] Saat meletus konflik bernuansa agama di Sampang-Madura, Rusunawa Puspa Agro menjadi relokasi sementarawarga asal pulau garam tersebut. Anehnya sebagian masyarakat Sampang ini justru nggak betah dan lebih memilih kembali ke desa asalnya daripada tinggal di rusun yang lebih layak meski semuanya gratis.
Mungkin karena alasan-alasan di atas itulah sehingga tidak semua pengunjung (termasuk kami sekeluarga) diijinkan memasuki rusun ini. Mereka mengira saya orang pers yang mencoba mencari tahu tentang perkembangan terkini seputar rusun ini. Pihak pengelolah tidak mau rusun ini terendus oleh wartawan lalu diekspose keluar.
Kami tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan Rusunawa Puspa Agro, hanya Tuhan jualah yang tahu. Namun terlepas dari berita-berita sumbang yang menimpa Puspa Agro khususnya Rusunawa ini yang pasti Rusunawa menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pasar induk. Dan keberadaannya sungguh diperlukan oleh masyarakat kelas menengah ke bawah. Selain itu aspek wisata juga tetap melekat pada Rusunawa Puspa Agro ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H