Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sidarta S.P.

TERVERIFIKASI

Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Ketika Pohon Tua Menentukan Perjodohan

Diperbarui: 18 Juni 2015   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14110860281420155360

Masyarakat luas umumnya mengetahui Kebun Raya Bogor karena kebun raksasa warisan Belanda ini menyimpan puluhan ribu spesies tumbuhan. Kebun Raya Bogormenjadi rujukan bagi kebun raya lain yang ada di Indonesia.

Kebun yang didirikan oleh Prof. Reinwardt pada tahun 1817 itu kini menjadi salah satu pusat bagi pengembangan ilmu tumbuhan (botani) di Indonesia dan namanya sudah terkenal hingga ke manca negara.

Diantara pepohonan (tumbuh-tumbuhan) yang menjadi koleksi Kebun Raya Bogor itu ada yang sudah berusia ratusan tahun. Bisa Anda bayangkan seperti apa bentuk luar pohon berusia tua itu. Tumbuhan berusia tua biasanya dicirikan dengan ukuran batang dan bagian perakarannya yang sangat besar.

Percaya atau tidak, beberapa pohon tua di kebun raya ini ternyata sudah lama dimitoskan oleh sebagian orang. Mitosnya adalah bahwa sepasang muda-mudi bisa berjodoh setelah mereka duduk dan bernaung di bawah pohon itu. Sejak kapan munculnya mitos itu?. Tak ada yang tahu!

[caption id="attachment_360014" align="aligncenter" width="400" caption="Pohon tua yang diyakini menetukan perjodohan di Kebun Raya Bogor"]

141108582251755768

[/caption]

Uniknya kisah mitos perjodohan muda-mudi itu bergulir dari waktu ke waktu dan rasanya tak pernah padam meski tak bisa dibuktikan kebenarannya. Mitos pohon jodoh tetap saja menjadi bahan yang menarik untuk diperbincangkan dan selalu muncul kembali ke permukaan saat Anda atau traveler lain menyinggung-nyinggung soal kebun raya ini.

Tak jauh dari lokasi jembatan gantung yang bercat merah itu, Anda akan menemukan dua buah pohon yang berukuran sangat besar. Sepintas kedua pohon yang diperkirakan sudah berusia ratusan tahun itu berasal dari jenis yang sama. Ternyata tidak, kedua pohon itu dari jenis Kenari dan Beringin.

Ketika saya mintai keterangan, Pak Adang (petugas kantor turisme Bogor) memang membenarkan adanya mitos pohon jodoh itu. “Entah benar entah tidak mitos itu ya Dik, tiap orang kan memiliki pemahaman yang berbeda. Sekarang tinggal kembali ke masing-masing individunya” terang Pak Adang.

Setiap pengunjung yang mendatangi Kebun Raya Bogor tentu mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda-beda. Ada yang datang ke sana untuk mendalami ilmu pengetahuan tertentu, ilmu botani misalnya.

Ada pula di antara pengunjung itu yang hanya sekedar berwisata untuk maksud-maksud relaksasi. Bahkan mungkin ada juga yang berkunjung ke kebun yang konon sudah ada sejak jaman Kerajaan Pajajaran itu karena penasaran dengan keberadaan mitos pohon jodoh.

[caption id="" align="aligncenter" width="400" caption="Gerbang masuk Kebun Raya Bogor, Bogor-Jawa Barat"]

[/caption]

Keberadaan pohon tua nan rindang tentu menciptakan suasana teduh dan nyaman bagi siapa saja yang duduk bernaung di bawahnya. Mungkin karena suasana yang teduh dan nyaman itu membantu seseorang (kaum muda yang sedang berpacaran) untuk berpikir lebih jernih dalam mengambil keputusan termasuk menentukan pilihan (jodoh) mereka ke jenjang rumah tangga kelak.

Hingga pada akhirnya keberadaan pohon tua ini diyakini menjadi saksi perjodohan mereka. Terlepas dari benar-tidaknya mitos “pohon jodoh” itu yang pasti keberadaan pohon-pohon tua apalagi yang berstatus langka tetap saja menjadi pemerkaya khasanah flora Indonesia bahkan juga dunia. Pohon-pohon tua itu menjadi karunia Tuhan yang suatu saat nanti pasti bisa menjadi bahan belajar generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline