Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sidarta S.P.

TERVERIFIKASI

Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Sentra Perajin Limbah Kayu Jadi Objek Wisata Keren!

Diperbarui: 4 April 2017   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1420864012594857362

[caption id="attachment_389809" align="aligncenter" width="500" caption="Barang kerajinan produksi Pak Sabar"][/caption]

Kalau di Jepara, Jawa Tengah sangat terkenal dengan kerajinan ukiran kayu jati maka di Jawa Timur Anda akan menemukan sentra ukiran kayu jati itu berada di Kecamatan Kasiman Bojonegoro.

Untuk bisa mencapai Kasiman, saya harus melanjutkan perjalanan memasuki Kota Blora yang ada di Propinsi Jawa Tengah.

Sebelum menuju Blora, saya terlebih dulu melewati jembatan yang cukup panjang dan kokoh serta di bawahnya mengalir Sungai Bengawan Solo yang kesohor itu.

Namun saya tak perlu menuju pusat Kota Blora. Dari pertigaan gerbang Blora pilih saja jalur yang ke arah Cepu.

Sentra kerajinan ukiran kayu jati di Kecamatan Kasiman Bojonegoro berada di Desa Batokan, kira-kira 5 kilometer dari pertigaan gerbang masuk Kota Blora.

[caption id="attachment_389810" align="aligncenter" width="400" caption="Pak Sabar dengan kerajinan limbah kayu jati buatannya"]

1420864130647568893

[/caption]

Menjelang sore saya memasuki kawasan Kasiman. Itu akibat lamanya perjalanan dari Desa Wotangare-Kalitidu menuju Blora. Saya masih bersyukur meski terlihat mendung namun hujan tidak jadi turun sore itu.

Sampailah saya di sebuah rumah milik salah satu perajin bernama Pak Sabar. Kediamannya sekaligus menjadi ruang pamer (galeri) barang-barang kerajinan kayu jati produksinya.

Dalam menjalankan usahanya itu Pak Sabar tidak bekerja sendirian melainkan dibantu oleh anak lelakinya.

“Saya sudah lima belas tahun lebih dik menekuni usaha pembuatan suvenir dari limbah kayu jati ini” aku Pak Sabar saat saya temui di depan galeri miliknya.

“Harga suvenir buatan saya berkisar antara Rp. 15.000,- hingga jutaan rupiah” lanjut Pak Sabar.

[caption id="attachment_389811" align="aligncenter" width="400" caption="Kerajinan kayu jati lainnya di galeri Pak Sabar"]

14208642731941374576

[/caption]

Ia mencontohkan untuk tempat pensil dan HP dibandrol dengan harga puluhan ribu. Sementara kerajinan yang berupa botol mirip guci dijual dengan harga Rp. 650.000,- hingga jutaan rupiah.

Suvenir hasil karya Pak Sabar tidak melulu dipasarkan di daerah-daerah di Pulau Jawa melainkantembus sampai ke beberapa daerah di Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi.

Untuk rencana ekspor ke luar negeri ia mengaku belum sanggup karena harus membenahi soal disain dan kualitas produk.

“Masih banyak kekurangan di sana-sini yang harus dibenahi dik” akunya dengan polos.

[caption id="attachment_389813" align="aligncenter" width="400" caption="Sentra kerajinan kayu bisa mendatangkan wisatawan"]

1420864525114965146

[/caption]

Sebagai traveler saya sangat berharap kepada Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) maupun dinas terkait agar mulai saat ini sentra kerajinan kayu jati di Kasiman, Bojonegoro-Jawa Timur itu dikembangkan menjadi objek wisata yang menarik yang tak kalah kerennya dengan pesona alam Indonesia.

Selama ini objek wisata alam  saja yang mendapat perhatian penuh dari Kemenparekraf. Perkampungan perajin kayu jati di Bojonegoro tampaknya juga layak diangkat dan dipromosikan tentunya dengan upaya pembinaan di sana-sini.

Dengan demikian diharapkan banyak wisatawan yang tertarik untuk mendatangi sentra kerajinan kayu jati itu. Mereka bisa berwisata sambil berbelanja suvenir kayu jati untuk oleh-oleh keluarga di rumah. Bila suvenir banyak terjual, alhasil pendapatanpun menjadi meningkat.

[caption id="attachment_389816" align="aligncenter" width="400" caption="Pak Sabar menekuni usahanya dengan dibantu putranya"]

1420864740485736844

[/caption]

Cukup lama saya beramah-tamah dengan Pak Sabar. Tak terasa hari semakin sore, mendung mulai menggelayuti langit Desa Batokan. Saya tak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Setelah berpamitan seketika itu juga saya bergegas kembali ke Bojonegoro untuk mengunjungi Desa Sendangharjo karena penasaran ingin melihat langsung api abadi di objek wisata alam “Kayangan Api”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline