Lihat ke Halaman Asli

Mawan Sidarta S.P.

TERVERIFIKASI

Lifelong learner, Penyuka traveling, Pemerhati sejarah (purbakala) - lingkungan - masalah sosial - kebudayaan.

Cara Asyik Menikmati Stasiun Bogor

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1424064966560608189

[caption id="attachment_397315" align="aligncenter" width="500" caption="Kekunoan Stasiun Bogor yang tetap dipertahankan"][/caption]

Untuk bisa sampai ke stasiun kereta api Bogor butuh waktu setengah sampai tiga perempat jam naik commuter line (kereta KRL) dari rumah kakak di Beji, Depok-Jawa Barat. Saya putuskan untuk berangkat pagi karena tak ingin berdesak-desakan dalam kereta seperti pengalaman sebelumnya.

Commuter line merupakan alat transportasi yang belakangan ini semakin banyak peminatnya, selain murah dan nyaman juga lebih cepat sampai tujuan.

Anda tahu kan bahwa naik kereta api apapun jenis keretanya, alat transportasi ini ibarat raja. Semua kendaraan harus berhenti atau minggir tatkala kereta api melintas di jalan raya yang penuh dengan kendaraan bermotor.

[caption id="attachment_397318" align="aligncenter" width="400" caption="Pintu masuk stasiun"]

14240651372084538675

[/caption]

Suasana yang nyaman dalam commuter line membuat perjalanan menjadi tak terasa lama. Setelah memasukkan tiket elektronik (Commuter Electronic Ticketing) yang bentuknya mirip kartu ATM itu, saya bergegas menuju pintu keluar Stasiun Bogor.

Saya mencoba memperlahan langkah kaki, tak ingin tergesa-gesa dan mencoba mengarahkan perhatian ke segala penjuru stasiun ini.

Beberapa sudut bangunan stasiun masih terlihat kuno namun tetap terawat dengan baik. Seperti ornamen yang nampak pada kusen-kusen pintu. Tiang-tiang penyangga (pilar beton) juga tampak kokoh seperti layaknya bangunan di jaman Belanda saja.

[caption id="attachment_397320" align="aligncenter" width="400" caption="Sisi lain stasiun menggunakan bangunan moderen"]

1424065291980372159

[/caption]

Penasaran akan hal itu saya mencoba mencari tahu stasiun ini lewat Mbah Google. Ternyata tidak keliru dugaan saya. Stasiun Kereta Api Bogor sudah ada sejak tahun 1881. Wah cukup tua juga ya. Stasiun ini dulunya bernama Stasiun Buitenzorg.

Kini stasiun ini mengkhususkan diri pada pelayanan commuter line (dulu bernama KRL =Kereta Rel Listrik) se wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Tarif angkutan commuter line juga relatif murah. Tidak lebih dari Rp. 10.000,-.

Rangkaian kereta commuter line didatangkan dari Cina dan Taiwan. Beberapa rangkaian kereta sebelumnya juga diimpor dari Jepang, Belanda dan Belgia.

[caption id="attachment_397321" align="aligncenter" width="400" caption="Keluar-masuk menggunakan tiket elektronik"]

14240653991019721230

[/caption]

Meski menerapkan sistem pengelolaan yang moderen namun Stasiun Bogor tetap terlihat anggun dan antik. Beberapa sudut stasiun merupakan bangunan baru karena keperluan perluasan dan pengembangan.

Stasiun Kereta Api Bogorbukan stasiun biasa, selain merupakan warisan sejarah yang harus kita jaga kelestariannya, Stasiun Bogor dilatarbelakangi panorama pegunungan yang indah.

[caption id="attachment_397323" align="aligncenter" width="400" caption="Dengan latar belakang pegunungan yang indah"]

1424065587336937677

[/caption]

Hawanya juga sejuk. Dan satu hal yang menjadi keunikan stasiun ini adalah pada saat kita keluar dari stasiun, di depan sudah menyambut kita lapak para pedagang kaki lima dengan beraneka kuliner khas kota hujan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline