Satu lagi akun tuyul kloningan siluman abal-abal yang tampias karena Ahok. Sudah lama aku tak melihat lagl tulisan-tulisannya si akun tuyul siluman abal-abal jebolan padepokan gunung kemukus itu yang hampir tiap hari memaki-maki dan menghujat Ahok. Apa karena semakin mendekati Pilkada DKI, elektabilitas Ahok semakin moncer sehingga membuatnya semakin keliyengan atau bagaimana pulak ini? Sepertinya si tuyul ini menghilang karena frustasi berat karena segala upaya tipu-tipu sudah dilakukannya dengan segala macam cara ala abunawas, namun popularitas Ahok justru semakin moncer dan menjulang tinggi. Apalagi Ahok kini disundul Megawati jadi cagub DKI, tambah merana dan sengsara manusia satu itu sehingga menghilanglah akun kurcaci itu dari peredaran di Kompasiana ini dengan jerit tangis pilu yang tak tertahankan. Si kurcsci itu pergi dengan jeritan hati yang menyayat kalbu, melolong-lolong sampai ketingkap langit yang ketujuh sembari memaki-maki Ahok dalam hati menyesali kenyataan pahit yang begitu menyakitkan menimpa dirinya. Sia-sia sudah upaya akal bulus selama ini, maksud hati ingin menipu para pembaca Kompasiana supaya Ahok gagal jadi cagub DKI, eh ndilalah justru Ahok tambah moncer dan si tuyul itu koit dengan sendirinya. Hikz. Kini si akun tuyul siluman abal-abal telsh kembali ke haribaannya, yaitu akun aslinya. Oleh karena itu wahai saudara-saudariku para Kompasianer sekalian, mari kita mengantar kepergian akun tuyul kurcaci siluman abal abal itu pergi dari kompasiana ini dengan mengheningkan cipta sejenak sebelum kita nyanyikan lagu lambaian teluk bayur untuk mengiringi kepergiannya berpulang ke habitatnya di padepokan gunung kemukus. Pelajaran berharga bagi para manusia dongo, lain kali belajar yang banyak supaya pintar kalau mau nipu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H