Menjelang Pilkada DKI 2017, Kapolri Jenderal Tito Karnavian melakukan satu langkah terobosan yang spektakuler. Pak Tito akhirnya melakukan pencopotan jabatan, bahasa halusnya mutasi, terhadap Kapolda Metro Jaya saat ini yang dijabat oleh Irjen Moechgiyarto. Ia dicopot dari jabatannya sebagai Kapolda Metro Jaya dan digantikan dengan Irjen M Iriawan, mantan Kapolda Jawa Barat dan Kadiv Propam Polri yang sangar itu.
Sebab Irjen Moechgiyarto Dicopot
Sekalipun pangkatnya Irjen Moechgiyarto naik menjadi Bintang Tiga dan jabatannya naik kasta menjadi Komjen dengan menduduki posisi baru sebagai Kalemdikpol yang sebelumnya dijabat oleh Komjen Syafruddin yang kini menjabat sebagai Wakapolri, aku menyebutnya dicopot dari jabatan prestisiusnya itu sebagai Kapolda Metro Jaya karena ia dianggap gagal selama kurang lebih setahun masa tugasnya sebagai Kapolda Metro Jaya.
Dalam pelaksanaan pengamanan ibukota negara, Irjen Moechgiyarto dianggap kurang gesit dan lincah dilapangan. Selain tak ada prestasi yang ditorehnya, ia banyak menuai keluhan dari warga Jakarta yang tak puas dengan kinerja dan gaya kepemimpinannya yang dianggap melempem dalam upayanya melaksanakan penegakkan hukum yang tebang pilih, bertentangan dengan spirit Korps Bhayangkara sebagai induk semang tempatnya bernaung.
Salah satu kasus yang paling mencolok dan memalukkan bagi Institusi Kepolisian yaitu ia tak mampu berbuat apa-apa ketika ia dimaki oleh Ahmad Dhani melalui akun Twitternya dengan sebutan cuk (makian khas Suroboyoan). Bukan hanya itu saja, Ahmad Dhani pun mengancamnya, ojo nengdi-nengdi, tak parani awakmu (jangan kemana-mana lu, gua samperin lu).
Ancaman dan makian Ahmad Dhani kepada Irjen Moechgiyarto itu gegara truk tronton dan peralatan musik miliknya yang akan ia pakai buat demo di KPK diamankan Polisi. Itu yang pertama.
Yang kedua, Irjen Moechgiyarto seolah-olah membiarkan aksi anarkis FPI pada malam takbiran yang lalu dimana para anggota FPI yang pawai keliling Jakarta menenteng samurai, golok, dan saling lempar batu tanpa berupaya melakukan penertiban dalam kapasitasnya sebagai seorang pemimpin aparat kemananan di ibukota negara.
Irjen Moechgiyarto yang dikenal dekat dengan pentolan FPI, Habib Riziek dimana akun Twitter resmi TMC Polda Metro Jaya, @TMCPoldaMetro, pernah mengunggah fotonya yang tengah berjalan berdampingan dengan Habib Rizieq dengan status cuitan, "Kapolda Metro Jaya silaturahmi berkunjung ke kediaman Habib Riziq", itu akhirnya dicopot jabatannya melalui surat telegram Kapolri dengan nomor ST/1253/IX/2016 tertanggal Jumat, 16 September 2016.
Prestasi Irjen M Iriawan
Lupakan Irjen Moechgiyarto dengan tugas barunya dibelakang meja, mari kita bicara tentang Kapolda Metro Jaya yang baru, Irjen M Iriawan. Jenderal lulusan Akpol tahun 1984 yang satu ini akrab dipanggil Iwan Bule. Beliau lebih banyak bertugas dalam bidang reserse kriminal. Ia jago dan lihai soal urusan koordinasi dan pengamanan dilapangan.
Irjen M Iriawan yang pernah menjabat sebagai Kapolda Jawa Barat, lalu dipromosikan menjadi Kadiv Hukum Polri ini dikenal sangat keras dan disegani oleh para anak buahnya. Beliau pernah menampar salah satu anggotanya lantaran mobil Polisi yang dipakainya kotor dan jorok.
Prestasi menonjol lainnya yaitu ketika ia berhasil memulangkan terpidana kasus pajak Gayus Tambunan dari Singapura ke Indonesia. Berkat kecepatan bergeraknya dilapangan yang gesit dan lincah, ia berhasil membekuk si Pakde Kartono itu di Singapura dan menyeretnya pulang untuk masuk bui lagi di Indonesia.
Semasa menjabat sebagai Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya, Irjen M Iriawan pernah menangani Kasus yang super pelik dulu, yaitu kasus penembakan terhadap Nasrudin yang melibatkan Ketua KPK saat itu, Antasari Azhar. Namun Iwan Bule tetap profesional dalam bekerja sesuai SOP yang berlaku di Kepolisian, mulai dari menyiapkan berkas perkara hingga sampai pada P21. Kasus Antashari Azhar itu pula yang membuat karirnya bersinar dan melejit di Korps Bhayangkara itu.