Lihat ke Halaman Asli

Wiranto, dari Capres Jadi Menteri

Diperbarui: 27 Juli 2016   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketua Umum Hanura, Wiranto, resmi ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Menko Polhukam menggantikan Luhut Binsar Pandjaitan. Wiranto yang dilahirkan di Lembah Tidar ini adalah salah satu prajurit terbaik di negeri ini yang lulus dari Akademi Militer pada tahun 1968 yang silam.

Debut karir militernya dimulai dengan pangkat Letnan Dua. Kegigihannya mengikuti berbagai pendidikan kelas berat seperti pendidikan pengembangan spesialisasi Sussar Para di tahun 1968, lalu mengikuti pendidikan Susjur Dasar Perwira Intelejen pada tahun 1972, dan Suspa Binsatlat di tahun 1977, membuat karirnya terus menanjak.

Wiranto berhasil meraih predikat siswa terbaik dalam berbagai pelatihan, pendidikan, dan pengembangan spesialisasi yang ia ikuti, seperti Susscarcab Infantri pada tahun 1969, Suslapa Infantri di tahun 1976, dan Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI AD pada tahun 1984, serta Lemhanas di tahun 1995.

Dipenghujung tahun 1989, Wiranto diangkat menjadi Ajudan Presiden Soeharto dengan pangkat Kolonel. Jabatan prestisius itu diemban Wiranto cukup lama sampai pada tahun 1993 sehingga terbina kesetiaanya kepada Presiden Soeharto dan keluarganya.

Selesai mengemban tugasnya sebagai Ajudan Presiden Soeharto, karir militer Wiranto semakin melesak tajam. Pada Tahun 1993, Wiranto diangkat menjadi Kasdam Jaya. Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 1994, ia disundul lagi menjadi Panglima Kodam Jaya dengan pangkat Mayor Jenderal.

Dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1996, Wiranto diangkat  menjadi Panglima Kostrad. Ia sukses memimpin Latihan Gabungan ABRI pada tahun 1996. Latihan Gabungan itu membuat Presiden Soeharto terpukau dan berdecak kagum atas kemampuannya yang handal dibidang latihan militer. Inilah titik awal kebangkitan karirnya Wiranto dibidang militer.

Setahun setelah Latihan Gabungan ABRI itu, tepatnya pada tahun 1997, Wiranto ditahbiskan Presiden Soeharto menjadi Kepala Staf TNI-AD dengan pangkat Letnan Jenderal. Puncaknya, pada tahun 1998, Wiranto meraih impiannya bertengger pada pucuk pimpinan orang nomor satu di TNI. Wiranto dilantik oleh Presiden Soeharto menjadi Panglima ABRI (Pangab) dengan pangkat empat bintang di pundaknya yang kekar kala itu.

Karir politiknya diawali setelah lengsernya Presiden Soeharto pada bulan kelima di tahun 1998 yang silam. Dalam Pidato kenegaraannya, Soeharto menyerahkan estafet kepemimpinannya kepada Wiranto untuk mengambil alih kendali negara.

Akan tetapi Wiranto tak memanfaatkan kesempatan itu, padahal posisinya saat itu sangat memungkinkannya untuk mengambil alih pemerintahan Soeharto. Pada Sidang Umum tahun 1999, Wiranto ditawari menjadi Calon Presiden dari fraksi poros tengah besutannya Amien Rais dkk untuk menjegal Megawati menjadi Presiden ke empat. Lagi-lagi Wiranto menarik diri dan menolak kesempatan baik itu.

Pada Pemilu 2004, Wiranto memulai debutnya dalam bursa pencalonan Presiden dengan maju mencalonkan dirinya menjadi Calon Presiden melalui Partai Golkar. Namun Wiranto gagal meraih suara rakyat untuk menyundulnya menjadi RI 1. Lima tahun kemudian, yaitu pada Pemilu 2009, kembali Wiranto mengadu keberuntungan dengan maju lagi menjadi capres, namun gagal lagi meraih impiannya untuk duduk di kursi orang nomor satu di negeri ini.

Pada Pemilu 2014, melalui kendaraan politiknya Hanura, Wiranto merubah arah angin politiknya. Melalui Partai besutannya Hanura, Wiranto akhirnya melakukan manuver dengan mendukung Jokowi sebagai capres dan bergabung dalam Koalisi Indonesia Hebat untuk bertempur dengan rivalnya, Prabowo Subianto, yang masuk dalam Koalisi Merah Putih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline