Lihat ke Halaman Asli

Fadly Zon Mati Kutu Tak Berkutik Didamprat Prabowo Subianto, Rasain!

Diperbarui: 3 Juli 2016   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah mimpi apa semalam, pada hari yang keduapuluh sembilan dibulan yang keenam, ditahun yang ke duaribuenambelas, suara berat Prabowo Subianto menggelegar memantul ke dinding-dinding ruangan menghantam uluhatinya Fadly Zon tembus sampai ke punggung sehingga membuat nafasnya sesak seketika, tengkuknya terasa berat dan tenggorokannya pun tercekat.

"Saudara Fadli Zon, Doktor Fadli Zon. Saudara Fadli Zon baru saja dapat gelar Doktor. Jalannya agak lain, agak berat, pundaknya agak berat," begitu suara berat Prabowo Subianto yang menggema dan menggelegar memantul ke dinding-dinding ruangan Aula Hall di Balai Kartini, Jakarta pusat, itu.

Suara menggelegarnya Prabowo Subianto itu membuat ribuan kader Gerindra, termasuk the next target, si pembual Habiburokhman dan si M. Taufik itu, terdiam seketika dan ternganga-nganga ada apakah gerangan, dalam ruangan yang sebelumnya hiruk pikuk oleh kegembiraan para penyandang disabilitas yang buka puasa bersama Partai Gerindra itu.

Berbagai tanda tanya dan tebak umpet pun berputar-putar dan berseliweran dalam kepala ribuan kader Gerindra yang diam membisu itu, apa makna tersirat dampratan Prabowo Subianto kepada si Fadly Zon itu.

Intinya Prabowo Subianto ingin menyampaikan kepada seluruh khalayak di seluruh penjuru negeri bahwa si Fadly Zon itu saking kelewat pintarnya sampai sudah jadi Doktor Honoris Causa dadakan sehingga jalannya pun jadi beda dan agak lain karena kepintarannya itu ia selalu menganggap sepele segala sesuatu.

Saking kelewat pintarnya si Fadly Zon itu, sampai-sampai membuatnya keblinger dengan tak menyadari bahwa ulah sontoloyonya yang meminta fasilitas pendampingan terhadap putrinya ke KJRI New York bikin partai Gerindra besutannya Prabowo Subianto itu babak belur modar hampir koit dihantam para Netizen diseluruh penjuru negeri.

Itulah sebabnya Prabowo Subianto bilang bahwa orang yang kelewat pintar itu bikin diri macam Doktor Honoris Causa saja, sampai-sampai cara jalannya pun beda, persis seperti si koenyeoek Fadly Zon yang kacang lupa kulit itu.

Dipastikan dalam kurun waktu yang lama si Fadly Zon ini tiarap rata dengan tanah tak terdengar lagi congor nyinyir nan sinisnya itu kepada Ahok, sampai ia kumat lagi bikin ulah, sehingga mau tak mau dengan sangat terpaksa dan berat hati nelongso tak terkira hati perih tersayat-sayat sembilu, tanda tangan mautnya Prabowo Subianto dibubuhkan ke dalam Surat Keputusan Pemecatan Kader berkop Partai Gerindra.

Surat Keputusan yang diawali dengan kalimat pembuka, "Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa",dan dikunci dengan kalimat penutup,"Surat Keputusan ini bersifat mengikat dan tak dapat diganggu gugat" lalu dibubuhi Stempel Gerindra dikirim ke Ketua DPR RI, Ade Komarudin, tembusan ke Presiden RI, Joko Widodo dan seluruh ranting anak cabang Partai Gerindra dari Aceh sampai Papua itu.

Makanya jadi orang jangan petakilan, boss. Menerapkan politik yang santun lebih dihargai masyarakat daripada jadi pecundang yang dimusuhi orang banyak. Ingat hukum tabur tuai, "Barangsiapa menabur angin, maka ia akan menuai badai".

Jadi ingat lagunya Ebiet G Ade dulu, "Kawan coba dengar apa jawabnya, ketika ia ku tanya mengapa", lalu ditimpali dengan lagu Sekolah Minggu, "Ku jawab ya ya ya, ku jawab ya ya ya..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline