Lihat ke Halaman Asli

RSUD Pasar Minggu Itu Mewah, tapi...

Diperbarui: 4 April 2017   18:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RSUD Pasar Minggu di Jalan TB. Simatupang No.15, Jakarta Selatan (Dok.Pri)

Minggu kemarin aku membesuk salah satu kerabat yang rawat inap di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Lokasinya sangat strategis, berdekatan dengan perempatan besar Ragunan. Kamar rawat inapnya cukup luas, interiornya mewah dengan fasilitas tempat tidur buatan Paramount Bed sekelas hotel, bedside cabinet, overbed table, kursi pasien, TV kabel, dan lemari pakaian. Kamar mandi dan toiletnya pun mewah dengan shower air panas.

Rumah sakit ini kalau kubilang tergolong rumah sakit mewah. Rumah sakit mahal sekelas RS. Siloam yang milik Lippo Group itu masih kalah jauh sama RSUD Pasar Minggu ini. Interiornya mewah dan ditunjang dengan fasilitas-fasilitas modern berbasis IT dan peralatan medis yang serba canggih.

Dengan konsep green building dan ramah lingkungan, rumah sakit ini memiliki luas tanah 25.087 m², luas dasar 4.381 m² dan luas bangunan 43.495,78 m². RSUD Pasar Minggu ini terdiri dari 1 lantai basement, 3 lantai podium dan 9 lantai tower dengan jumlah bed sebanyak 468, memiliki 19 dokter spesialis, 31 dokter umum, 3 dokter gigi, dan tenaga kesehatan lainnya.

Sistem antrian pasien yang modern berbasis IT (Dok.Pri)

Rumah sakit ini dibangun berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 211 Tahun 2015 dan diresmikan oleh Basuki Tjahaja Purnama selaku Gubernur DKI Jakarta dan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek di penghujung tahun 2015 yang lalu. Peletakan batu pertama pada tanggal 2 April 2014 oleh Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai gubernur Provinsi DKI Jakarta.

Namun, berdasarkan pengamatan aku sekilas, RSUD Pasar Minggu ini masih banyak sekali kekurangan dari segi perawatan bangunan. Apa karena masih baru operasional, aku tak tahu, namun sebagian besar kondisi area luar gedung begitu memprihatinkan. Yang parahnya lagi sistem damkarnya banyak yang belum berfungsi. Selang, nozzle, dan kunci hydrant belum ada. Tidak ada checklist pemeriksaan hydrant secara berkala oleh petugas khusus atau satpam. Kondisi yang sama terjadi pula pada semua APAR gedung.

Interior gedung yang mewah (Dok.Pri)

Kekurangan lainnya yaitu tidak adanya fasilitas ATM center. Percuma rumah sakitnya mewah, tapi tidak ada mesin ATM. Orang yang akan menarik uang di ATM untuk pembayaran biaya pengobatan harus pergi cari ATM di luar yang lokasinya jauh dari rumah sakit. Yang ada cuma mesin ATM Bank DKI, di lantai 1, tapi itu pun rusak dan tidak berfungsi.

Apakah kondisinya semua aset milik pemerintah harus begitu? Kalau dulu mungkin iya, tapi sekarang di jamannya Ahok sebagai gubernur DKI Jakarta seharusnya hal yang demikian sudah tak berlaku lagi karena Ahok menerapkan konsep smart city di mana salah satu fungsi dan tujuannya yaitu semua aset Pemprov DKI dirawat sebaik mungkin dengan tata cara kelola yang profesional dan berbasis IT.

Ruang tunggu pengambilan obat yang keren dan modern (Dok.Pri)

Tulisan ini sengaja ku-posting di Kompasiana agar pihak pengelola RSUD Pasar Minggu (jika memang ada) itu dapat segera melakukan pembenahan-pembenahan secara berkala. Percuma fasilitas gedung yang begitu mentereng, tapi tak dirawat dengan baik dan profesional.

Berikut ini hasil assessment singkat aku di RSUD Pasar Minggu itu. Semoga dapat menjadi rujukan perhatian Direktur Utama RSUD Pasar Minggu untuk pembenahan ke arah yang lebih baik. Usul dan saran pun juga aku lampirkan di bawah tulisan ini, semoga ditindaklanjuti.

Area Dalam Gedung

Mesin ATM Bank DKI di lantai 1 yang rusak dan tidak berfungsi (Dok.Pri)

Hydrant dalam gedung yang instalasinya tidak sempurna (Dok.Pri)

Petugas kebersihan toilet yang asyik main HP (Dok.Pri)

Himbauan kepada pasien dengan tanda seru sampai lima begitu. Apakah sudah tidak ada lagi kalimat himbauan yang lebih sopan lagi karena tidak semua pasien berpendidikan tinggi (Dok.Pri)

Sebaiknya pemberitahuan ini dicetak yang bagus pakai bahan Akrilik daripada hanya sekedar print di kertas A4, supaya selaras dengan interior gedung yang mewah itu (Dok.Pri)

Penempatan APAR yang tidak standard. Ketinggian APAR dari lantai minimal 125 cm, harus ada signage segitiga APAR yang berwarna merah dan Checklist pemeriksaan APAR secara berkala. Semua persyaratan penempatan APAR sesuai PER. 04/MEN/1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan itu tak sesuai dengan semua kondisi penempatan APAR di RSUD Pasar Minggu (Dok.Pri)

Penumpukan barang-barang bekas yang mudah terbakar di Basement gedung. Jika memang sudah tak digunakan lagi sebaiknya dimusnahkan atau dibuang saja karena selain rawan terjadinya kebakaran, pun juga secara estetika kurang elok dipandang mata karena lingkungan menjadi kotor dan tidak sehat. Padahal ini kan Rumah Sakit (Dok.Pri)

Ini juga kondisi yang sama, penumpukan barang-barang bekas yang mudah terbakar di Basement gedung yang membuat lingkungan menjadi kotor dan tidak sehat (Dok.Pri)

Area Luar Gedung
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline