Lihat ke Halaman Asli

Ketika Kehangatan Istri Berlabuh Dipelukan Teman Sendiri

Diperbarui: 27 Maret 2016   22:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

"Selamat berbahagia, Den. Tolong jaga anak-anakku baik-baik, jangan kau kasari mereka.."

Aku terpana membaca status Facebook kawanku, Arief. Mantan istrinya yang diceraikannya di awal Januari 2016, kini resmi menikah dengan Denny, temannya sendiri, teman ku juga. Senyum kebahagiaan tampak merona di wajah mantan istrinya yang tampak segar dan cantik, bahagia dipelukan erat Denny di foto yang diunggah di Facebooknya itu.

Tujuh tahun menikah akhirnya kandas juga rumah tangganya. Sekalipun mereka telah dikaruniai dua buah hati, yang pertama anak laki-laki berusia 3,5 tahun, yang kedua anak perempuan masih satu tahun usianya, masih menyusui, tetap tak mampu mempertahankan bahtera rumah tangganya.

Ketidakcocokan prinsip selalu mewarnai perjalanan rumah tangganya. Selama ini memang pernah aku dengar istrinya itu ada hubungan khusus dengan Denny, entah benar atau tidak, aku tak mau ambil pusing. Namun hari ini aku terkesima, ternyata dulu hubungan khusus antara istrinya dengan Denny bukan hanya sekedar rumor belaka.

Kini mereka telah menikah secara resmi. Dua-duanya kawan baik aku, aku tak tega posting komen di status Facebook itu. Pilihan hidup sudah mereka putuskan. Semoga yang terbaik buat mereka, karena orang yang berbahagia tak perlu memiliki yang terbaik dalam segala hal. 

Hubungan istrinya dengan Denny kira-kira sejak November tahun lalu. Ia pernah melaporkannya ke Polisi, entah kenapa laporan itu dicabutnya kembali. Denny masih single. Entah ia lihai memanfaatkan situasi dengan seringnya istri kawannya sendiri curhat masalah rumah tangganya sehingga hubungan itu terjadi, atau memang sudah garis tangan takdir jalan hidupnya memperistrikan istri kawan sendiri, aku tak tahu.

Namun dari peristiwa ini menjadi pembelajaran, setidaknya bagi diriku sendiri, bahwa jangan pernah mempermainkan perasaan wanita, apalagi menyepelekan perannya sebagai seorang istri yang menopang keberlangsungan rumah tangga.

Perbedaan pendapat dan pertengkaran adalah bumbu dalam rumah tangga, itu adalah hal yang biasa, bukan suatu kemustahilan, namun jika kondisi itu berlangsung secara terus menerus, wanita manapun dibelahan dunia ini bisa mengambil jalan hidupnya sendiri. 

Rumah tangga yang indah dan romantis merupakan idaman setiap orang, kuncinya hanya satu, kita sebagai imam kepala rumah tangga, apapun kondisinya, harus tetap bersyukur telah dikaruniai Tuhan Yang Maha Kuasa pendamping setia yang selalu mengurus kita dikala susah maupun senang, dikala sehat maupun terrkapar sakit. Jangan sampai kehangatan istri justru berlabuh dipelukan teman sendiri, seperti lagunya Virzha itu, "AKU LELAKIMU"

Datanglah bila engkau menangis
Ceritakan semua yang engkau mau
Percaya padaku aku lelakimu

Sudah benarkah yang engkau putuskan
Garis hidup sudah engkau tentukan
Engkau memilih aku sebagai lelakimu...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline