Lihat ke Halaman Asli

Pria Bugil di Atas Jembatan Dukuh Atas Itu

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kira-kira di minggu kedua pada awal Januari 2014 yang lalu, aku lupa tepatnya tanggal berapa, ketika aku melintasi jalan Sudirman, Jakarta, ada suatu insiden yang cukup menarik perhatian aku, tepatnya dibawah jembatan penyeberangan Dukuh Atas.

Ketika itu banyak orang yang mendongakkan kepala, sepertinya ada sesuatu yang terjadi diatas jembatan. Karena enggak kelihatan begitu jelas, segera ku parkir kendaraanku di Arthaloka, dan menuju tempat orang-orang bergerombol tadi.

Olala alamak rupanya ada seorang pria bugil tanpa sehelai benang pun yang melekat di tubuhnya itu sedang berdiri disisi besi Jembatan. Rupanya ia baru saja memasang spanduk dengan isi pesan yang cukup cadas.

Bunyi Spanduk itu sebagai berikut;

Dok.Pribadi

Beberapa orang Polisi terihat berupaya membujuk pria itu supaya menghentikan aksi konyolnya itu, namun ia tetap bersikeras berdiri disisi jembatan penyeberangan itu tanpa mengindahkan himbauan Polisi dan tontonan masyarakat dibawah, terutama wanita-wanita kantoran yang menontonnya sambil senyum-seyum, bisik-bisik, dan cekikikan diantara mereka.

Hidup ini memang penuh warna. Ketika kita hanya mampu mengkiritik melalui dunia maya, dan nyinyir terhadap pemerintah beserta kelakuan sinting para pejabatnya, kita patut mengapresiasi keberanian pria itu yang mengkritisi para pejabat yang lupa diri. Ia bahkan rela malu bugil didepan publik sebagai bentuk pesan tersirat bahwa memang para pejabat pemerintah tak punya malu.

Kalau di dunia maya, para pengkritisi pejabat pemerintahan, melakukan segala cara dan upaya agar tulisan-tulisan mereka dibaca banyak orang, di dunia nyata pria ini rela bugil sebagai upaya agar pesan-pesannya di spanduknya itu dibaca banyak orang.

Dok.Pribadi

Sampai saat ini jika anda melewati jembatan penyeberangan Dukuh Atas, Spanduk itu masih ada. Entah memang sengaja spanduk itu dibiarkan untuk menyentil para pejabat sinting yang gila harta haram, atau memang Satpol PP DKI nya saja yang sudah mulai malas blusukan dan menurunkan spanduk yang bebas biaya pajak itu. Tak tahu pulak aku.

Semoga saja para pejabat yang melintasi tempat itu bukan hanya sekedar membaca isi pesan dan makna yang tersirat di spanduk itu, akan tetapi bisa menjadi cambuk buat mereka-mereka yang lebih mementingkan kepentingan pribadi mereka diatas segala-galanya, daripada kepentingan umum.

Salam reportase warga ala Mawalu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline