Lihat ke Halaman Asli

Merasa Menang sebelum Bertanding Adalah Tipikal Pecundang yang Tak Punya Rasa Malu

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda masih ingat petinju Indonesia Ellyas Pical? Petinju asal Saparua Maluku bergelar si raja KO yang punya pukulan kiri maut itu akhirnya terjungkal mencium kanvas disudut ring tinju pada ronde kedua setelah sebuah pukulan telak dari Khaosai Galaxy, petinju asal Thailand, mendarat keras bagaikan godam raksasa di rahangnya.

Sebelum pertandingan tinju yang menjadi saksi bisu sejarah dunia olahraga di Indonesia itu digelar, jutaan rakyat Indonesia merasa yakin dan sesumbar bahwa Ellyas Pical yang punya pukulan maut hook dan uppercut kirinya yang cepat dan keras itu akan menjungkirbalikan Petinju asal Thailand, Khaosai Galaxy, sampai KO di ronde-ronde awal.

Bukan hanya jutaan rakyat Indonesia saja yang sesumbar dan merasa yakin bahwa Ellyas Pical akan menang, akan tetapi sang petinju pun sesumbar akan mengibarkan Merah Putih di ring tinju setelah menumbangkan Khaosai Galaxy diatas kanvas ring tinju di Istora Senayan Jakarta.

Ternyata apa lacur, pada menit-menit awal di ronde kedua sebuah pukulan yang keras bagaikan godam raksasa membuat Ellyas Pical terlempar ke sudut ring tinju keliyeng-keliyeng dan matanya berkunang-kunang tanpa mampu mengangkat kepalanya yang terasa berat bagaikan terisi ribuan ton besi baja akibat begitu kerasnya pukulan telak di rahangnya itu.

Cita-citanya untuk mengibarkan Sang Saka Merah Putih diatas ring tinju pun punah seketika. Yang ada hanyalah rasa sesal dan rasa malu. Karirnya pun tamat seketika.

[caption id="attachment_318306" align="alignnone" width="300" caption="Bendera Thailand dikibarkan diatas ring tinju. Cita-cita Ellyas Pical mengibarkan Sang Saka Merah Putih diatas Ring kandas ditangan Khaosai Galaxy (Foto Tempo)"][/caption]

Lantas kenapa bisa si raja KO itu tersungkur roboh mencium kanvas ring tinju? Ini karena nafsu besar tenaga kurang si promotor tinju Boy Bolang yang menyandingkan Ellyas Pical dengan petinju yang kelasnya lebih berat dari Ellyas Pical.

Bayangkan saja Ellyas Pical yang kelasnya Bantam Yunior disandingkan dengan Khaosai Galaksi yang kelasnya WBC. Inilah salah satu contoh konyolnya bangsa ini. Ambisi yang kebangetan tanpa menggunakan rasio nalar dan logika.

Boy Bolang yang sesumbar merasa yakin Ellyas Pical akan memenangkan pertarungan dasyat itu hanya diam membisu dengan tatapan kosong melihat sang petinju tersungkur dengan kedua tangannya menopang kanvas ring dengan tak berdaya di sudut ring tinju.

Kekeliruan Boy Bolang justru mengorbankan asset terbaik bangsa ini melepas gelar kehormatannya dari pundaknya dengan berlinang air mata ketika wasit mengangkat tinggi-tinggi tangan kanan Khaosai Galaxy sebagai sang jawara pemenang.

Ini sama persis dengan kondisi pada pilpres saat ini. Apa yang dilakukan oleh Promotor tinju Boy Bolang saat itu dengan menyandingkan Ellyas Pical dengan petinju yang kelasnya lebih berat sama persis dengan keputusan Megawati yang menyundul Jokowi sebagai capres dari PDIP.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline