Setiap tanggal 12 November, Indonesia memperingati Hari Ayah Nasional. Sejarah mencatat bahwa perayaan ini pertama kali diinisiasi oleh Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) pada tahun 2006 sebagai bentuk apresiasi bagi sosok ayah. Meski peran ayah sering kali terlupakan atau tidak terlihat, mereka adalah fondasi kuat yang menopang keluarga dengan ketulusan dan pengorbanan yang jarang terucap.
Kasih Sayang yang Tidak Selalu Terungkap dengan Kata-Kata
Berbeda dengan seorang ibu yang cenderung menunjukkan cinta dan perhatiannya secara langsung, cinta seorang ayah terkadang tersembunyi dalam tindakan-tindakan kecil yang mungkin tidak kita sadari. Kasih sayang itu hadir dalam upayanya mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan kita, dalam setiap nasihat bijak yang ia berikan, serta dalam dukungan yang senantiasa ia berikan, meskipun dari kejauhan. Kasih sayang ayah adalah cinta yang dalam, meskipun mungkin tidak selalu terungkapkan dalam kata-kata.
Bagi anak perantau yang jauh dari ayah, peran dan cinta ayah bisa terasa dalam bentuk pengorbanan yang diam-diam. Ketika kita meminta uang untuk kebutuhan di perantauan atau bercerita tentang betapa borosnya pengeluaran kita, ayah mungkin tidak pernah membatasi atau menyalahkan.
Ia jarang mengatakan “tidak ada uang” ketika kita meminta, meski pada kenyataannya ia bekerja keras, banting tulang, untuk memenuhi segala kebutuhan kita. Di balik kesediaannya itu, ada pengorbanan besar yang sering kali tak terlihat. Ayah rela menahan lelah, mengabaikan keinginan pribadinya, bahkan bekerja lebih keras agar anak-anaknya di tempat jauh dapat hidup nyaman tanpa kekurangan.
Kasih sayang ayah ada di setiap rupiah yang ia kirimkan, setiap pesan singkat yang mengingatkan kita untuk menjaga diri, dan setiap harapan yang tak terucap agar kita bisa mencapai mimpi-mimpi kita. Cinta ayah adalah kasih sayang tanpa pamrih, yang mengajarkan kita arti dari tanggung jawab, pengorbanan, dan cinta yang tulus tanpa syarat.Ayah sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Seorang ayah adalah pahlawan yang tanpa pamrih memperjuangkan masa depan anak-anaknya. Dengan kerja keras, ketulusan, dan keberanian, ia mengorbankan waktu, tenaga, dan keinginan pribadinya demi kebahagiaan kita. Ayah adalah figur yang tegar, sosok yang kuat dalam segala kondisi, serta contoh nyata ketangguhan. Perjuangan ayah mungkin tak selalu dihargai, tetapi dedikasinya adalah cerminan cinta yang tidak tergantikan.
Setiap Hari Seharusnya Menjadi Hari Ayah
Ah...rasanya tidak adil jika kita hanya menghargai sosok ayah pada satu hari dalam setahun. Sebenarnya, setiap hari adalah hari untuk menghormati ayah dan mengingat jasa-jasanya. Mengapresiasi peran ayah tidak perlu menunggu tanggal tertentu, kita bisa melakukannya setiap saat dengan tindakan kecil yang penuh makna, seperti meluangkan waktu untuk menelepon, menanyakan kabar, atau menceritakan keseharian kita di perantauan.
Sesekali, mendengarkan cerita-cerita sederhana darinya, tentang masa mudanya atau pengalamannya saat bekerja, juga bisa menjadi bentuk penghargaan yang tak ternilai. Tak lupa, mengucapkan terima kasih meski untuk hal-hal kecil akan memberi arti besar baginya.