Lihat ke Halaman Asli

Mawaddah Bungo

Seorang mahasiswa di kampus IAI YASNI BUNGO

Global worming

Diperbarui: 25 Oktober 2024   10:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Global worming

Pemanasan global atau global warming adalah istilah yang menggambarkan peristiwa kenaikan suhu rata-rata daratan, lautan dan atmosfer bumi secara bertahap. Sejak 100 tahun lalu, suhu permukaan bumi mengalami peningkatan sekitar 0,6 derajat celsius. Oleh karena itu, peneliti dan ilmuwan mulai melakukan penelitian mengenai fenomena ini.

Pemanasan global menjadi isu global, karena tidak hanya dialami atau menimpa bangsa Indonesia saja dengan bukti di banyak kota dan desa cuaca semakin panas, melainkan hampir seluruh belahan dunia. Masalah pemanasan global mulai diangkat ke permukaan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio, Brazil tahun 1992. Sebelum diselenggarakan KTT Bumi tersebut, persoalan seputar pemanasan global tidak terlalu dianggap serius, dan dianggap sebagai hal yang biasa terjadi dalam setiap kehidupan atau interaksi antar manusia. Akan tetapi dengan berbagai penelitian atau riset dan ditandai dengan beragam tanda-tanda dan dampak, pemanasan global semakin mendapatkan perhatian secara internasional. KTT tentang bumi yang diselenggarakan di kota Kyoto Jepang tahun 1997, semakin mematenkan dunia bahwa pemanasan global merupakan musuh utama umat manusia yang mendiami bumi, sehingga diperlukan upaya untuk mengatasi secara menyeluruh, terpadu dan berkelanjutan.

Begitu juga di KTT G20 yang diadakan di Roma Italia tahun 2021, para petinggi negara anggota G20 termasuk Presiden Joko Widodo sepakat untuk mengurangi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius. Jokowi mengatakan Pemerintah Indonesia telah berupaya untuk mengurangi emisi karbon di mana deforestasi dapat ditekan hingga titik terendah dalam 20 tahun ini. Indonesia juga merehabilitasi 3 juta hektare lahan kritis selama 10 tahun antara 2010-2020 dan menargetkan rehabilitasi hutan mangrove hingga 600.000 hektare sampai 2024. Sementara itu, Jokowi juga menyatakan bahwa Indonesia berkomitmen untuk merehabilitasi hutan-hutan penting yang rusak karena digunakan untuk produksi kelapa sawit. Kebarakan hutan di Indonesia, lanjutnya, juga telah berkurang 82 persen dibandingkan dengan sebelumnya. Seperti diketahui, Jokowi akan berpartisipasi dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP-26 tentang perubahan iklim di Glasgow, Skotlandia, pada 1 - 2 November 2021. Indonesia memiliki peran yang cukup strategis dalam perubahan iklim dunia seiring dengan statusnya sebagai produsen batu bara dan kelapa sawit terbesar.

Penyebab terjadinya pemanasan global adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya gas rumah kaca

Gas rumah kaca terjadi akibat adanya pembakaran minyak bumi, seperti bahan bakar batu bara serta pembakaran gas alam.

2. Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca ini menjadikan panas yang berada di bumi tidak dapat dipantulkan ke luar angkasa, tetapi terperangkap di atmosfer. efek rumah kaca ini bermanfaat manusia, namun jika berlebihan akan berdampak buruk terhadap iklim dan cuaca yang ada di bumi.

3. Polusi Sampah Plastik Yang Tidak Dapat Didaur Ulang

Gas metana yang berasal dari plastik yang terkena sinar matahari dikatakan sebagai salah satu penyebab utama perubahan iklim, hal ini berhubungan dengan peningkatan pemanasan global. Sampah yang setiap hari dihasilkan manusia terutama sampah-sampah yang tidak bisa didaur ulang seperti styrofoam dan plastik juga menjadi sumber lain dari emisi CO2.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline