Lihat ke Halaman Asli

Mawaddah 011

Mahasiswa UINSU (Universitas Islam Negeri Sumatera Utara)

Kebiasaan Tidur Setelah Makan

Diperbarui: 19 Desember 2019   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Merasa ngantuk setelah makan adalah hal yang cukup sering penulis rasakan bahkan mungkin bukan penulis saja yang merasakannya semua orang juga mungkin, bukan? 

Kebiasaan ini adalah salah satu respon terhadap perubahan biokimia yang terjadi pada system pencernaan kita, jadi tak heran kebiasaan tidur setelah makan sering terjadi. 

Sebenarnya ngantuk setelah makan merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, kebiasaaan tidur setelah makan dapat meningkatkan resiko kesehatan. 

Rata-rata makanan yang dikonsumsi sehari-hari ada kandungan glukosa contohnya dari nasi, kandungan glukosa dari nasi tersebutlah yang akan menghambat kerja sel neuron dan membuat kita ingin tidur tanpa memperdulikan bahaya tidur setelah makan. Semakin banyak kadar glukosa maka semakin mengantuk diri kita.

dr. Allert Benedicto leuan (2017:22) berpendapat bahwa, kebiasaan tidur setelah makan merupakan respon terhadap biokimia yang terjadi pada system pencernaan kita, hal itu merupakan normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Namun, kebiasaan tidur setelah makan dapat meningkatkan resiko kesehatan.

Penyebab munculnya keinginan untuk tidur setelah makan rupannya dipengharuhi oleh makanan yang dikonsumsi salah satunya adalah makanan yang tergolong kalori tinggi atau juga yang mengandung asam amino triptofan, makanan itu akan dipengharuhi reproduksi hormone serotonim, itu sebabnya kita merasakan ngantuk. 

Makanan itu seperti bayam, keju, tahu dan ikan. Kebiasaan buruk ini dapat mengakibatkan efek yang cukup fatal yang terparah adalah penyakit stroke. Terkait bahaya tidur setelah makan ada rasa kantuk sesudah makan, kondisi ini memang akan muncul, ini merupakan sesuatu yang alamiah dan tidak ada yang salah dengan tubuh. Rasa kantuk itu datang karena nutrisi yang masuk dalam tubuh melalui makanan dan minuman yang dikonsumsi.

Salah satu resiko penyakit yang di timbulkan dari kebiasan tidur setelah makan adalah penyakit stroke. Penelitian menunjukkan semakin panjang jeda waktu tidur setelah makan, resiko mengalami stroke akan berkurang. Hal ini diperkirakan karena saat makan, gula darah, kolesterol, aliran dan tekanan darah mengalami perubahan, dan berbagai perubahan ini mungkin saja mempengaruhi resiko stroke. 

Pendapat lain mengatakan hal ini berkaitan dengan resiko asam lambung yang lebih sering terjadi jika makan terlalu dekat dengan waktu tidur. Kondisi ini juga dapat memicu terjadinnya sumbatan jalan nafas saat tidur atau sleep apnea, yang merupakan salah satu faktor resiko terhadap stroke.

Memang, belum ditemukan alasan yang jelas mengenai hasil penelitian ini, sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai keterkaitan tersebut. Namun dari data yang diperoleh, ditemukan bahwa orang yang memberi jeda waktu tidur setelah makan lebih dari 1 jam, memiliki resiko terkena stroke yang lebih dari 60%. Berdasarkan hal tersebut, ada baiknya bila mencoba memberi jeda waktu tidur setelah makan minimal 2-3 jam lebih.

Untuk menghindari resiko kesehatan di atas, pada umumnya kita dianjurkan untuk tidur setidaknya 2-3 jam setelah selesai makan terakhir. Jeda waktu yang cukup lama ini akan memberi kesempatan bagi makanan untuk benar-benar diproses hingga sampai di tempat tujuan terakhir yaitu usus kecil sehingga lambung tak perlu lagi bekerja keras semalaman. Meskipun kita tidak dianjurkan untuk makan terlalu dekat dengan waktu tidur, bukan berarti kita harus tidur dengan menahan rasa lapar. Jika kita merasa lapar malam hari, pastikan kita tahu apa saja makanan yang boleh dan tidak boleh dikonsumsi sebelum tidur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline